Ini sektor infrastruktur DKI Jakarta yang dilirik untuk dibiayai AIIB

Sabtu, 14 Juli 2018 | 08:47 WIB   Reporter: Kiki Safitri
Ini sektor infrastruktur DKI Jakarta yang dilirik untuk dibiayai AIIB

ILUSTRASI. Sandiaga Uno


DKI JAKARTA - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengolaborasikan rencana investasi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) ke beberapa proyek infrastruktur milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 

“Tadi pertama kali mereka datang, perkenalan awal, dan akan langsung disandingkan baik kepada BUMD maupun kalau misalnya ada proyek spesifik yang dilakukan oleh Pemprov yang bisa didanai langsung oleh mereka tanpa perlu melalui BUMD,” kata Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta di Rumah Dinas Wagub, Jumat (13/7).

BUMD yang disodorkan untuk dibiayai AIIB adalah Jakarta Propertindo, Sarana Jaya serta beberapa BUMD terkait. Sandiaga mengatakan AIIB tertarik berinvestasi di Jakarta usai Pemprov DKI mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait laporan keuangan beberapa waktu lalu.

Sandiaga menjelaskan bahwa AIIB mengaku sangat tertarik dengan beberapa pembangunan infrastruktur di DKI seperti Light Rail Transit (LRT). Selain itu AIIB juga tertarik dengan pengelolaan air dan limbah.

“Kami sangat antusias karena mereka tertarik di beberapa bidang transportasi yaitu LRT dan juga mereka tertarik di bidang-bidang yang berkaitan dengan fokus pembangunan di DKI seperti air, air limbah, juga dengan beberapa pembangunan yang terkoneksi dengan sistem TOD. Mereka tertarik semua, semua yang berbasis infrastruktur. Juga ada waste management, mereka tertarik juga dengan pengelolaan municipal solid waste,” ujarnya.

Rencana investasi ini jelas dikatakan sangat menarik karena memiliki jangka waktu yang panjang dengan suku bunga yang sangat kompetitif. Namun demikian sejauh ini Pemprov masih mempelajari bagimana bentuk pendanaannya.

“Kurun waktu yang mereka tawarkan menarik karena jangka panjang dan suku bunganya bisa sangat kompetitif, sangat memiliki daya saing. Nah oleh karena itu kita melihat nanti proyek per proyek bagaimana bentuk pendanaan. Tapi jangka waktunya itu pasti akan panjang. Kita bicara di atas 25 tahun,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru