Jawaban Lippo perihal banjir Kemang

Senin, 29 Agustus 2016 | 06:20 WIB Sumber: Kompas.com
Jawaban Lippo perihal banjir Kemang


JAKARTA. Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Sabtu malam (27/8) hingga Minggu dinihari (28/8) menyebabkan beberapa kawasan di Jakarta Selatan terendam banjir.

Salah kawasan yang mengalami banjir terparah adalah Kemang. Di kawasan ini beberapa bangunan komersial termasuk superblok Kemang Village yang dikembangkan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dibanjiri air setinggi lebih dari 40 cm.

Mobil-mobil mewah dan sepeda motor yang diparkir di Kemang Village juga terendam air dan belum sempat dipindahkan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menuding pengembang Kemang Village tak membuat bak tampungan.

Ahok bahkan mengatakan, seharusnya tak boleh ada bangunan yang didirikan di area yang kini berdiri Kemang Village tersebut.

"Tapi dulu ada kajian, dia (LPKR) membuat bak tampungan, boleh katanya. Sekarang pertanyaan saya, dia mau buka bak tampungannya enggak kalau air datang? Kemang village harusnya buat tampungan, dia enggak lakukan," kata Ahok, di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Jakarta, Minggu (28/8).

Ahok menambahkan, sedianya Pemprov DKI Jakarta akan membangun waduk di kawasan Kemang sebagai tampungan air. Pemprov DKI Jakarta akan membangun waduk di lahan seluas dua hektar yang awalnya diperuntukkan sebagai apartemen.

"Saya pikir lahan dua hektar itu saya bisa bikin waduk dan bisa menolong. Tapi yang punya (lahan), enggak mau jual, nah itu peruntukan bisnis, saya enggak bisa maksa," kata Ahok.

Terhadap tudingan Ahok ini, LPKR membantah tak memiliki bak tampungan air. Menurut Head of Corporate Communication LPKR Danang Kemayan Jati, retention pond atau kolam retensi sudah dibangun di area Kemang Village.

"Kolam retensi kami didesain bersamaan dengan pembangunan superblok dengan kedalaman sama dengan air yang tergenang," jelas Danang kepada Kompas.com, Minggu (28/8).

Dia melanjutkan, hal itu dilakukan karena luasan bangunan sekitar 88.000 meter persegi dan tinggi air sekitar 1,25 meter. Jadi, pihaknya membuat kolam retensi dengan kapasitas 8 kali lapangan sepak bola.

Jika pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi dan hal yang sama terjadi di Bogor, LPKR akan langsung membuka pintu air dan mengosongkan kolam retensi, sehingga air dari Kali Krukut bisa masuk.

"Kalau air sudah surut, dan sekitar kawasan sudah tidak banjir, kami pompa air di kolam retensi supaya bisa menampung lagi kalau terjadi banjir," tandas Danang.

Jadi, tudingan Ahok keliru. Kata Danang, LPKR membangun retention pond justru untuk mengurangi dampak banjir di kawasan Kemang. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru