Menaker ikut salatkan korban ledakan pabrik mercon

Minggu, 29 Oktober 2017 | 21:05 WIB   Reporter: Cecylia Rura
Menaker ikut salatkan korban ledakan pabrik mercon


INSIDEN LEDAKAN - JAKARTA. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mengunjungi dan ikut menyalatkan salah satu pekerja korban ledakan pabrik kembang api PT. Panca Buana Cahaya Sukses, Maryati Binti Dai (28). Hal itu dia lakukan usai menyidak tempat kejadian perkara di Tangerang, Banten, Minggu (29/10).

"Hari ini saya ditemani oleh Pak Agus Direktur BPJS Ketenagakerjaan mengunjungi lokasi ini dan kita akan mengunjungi keluarga korban bersama rumah sakit yang jadi tempat perawatan mereka," ujar Menaker.

Warga asal Kampung Slembaran, Desa Blimbing, Kosambi, Tangerang tersebut disalatkan di Masjid Baitrurrahman tak jauh dari lokasi kejadian.

Hanif mengungkapkan, dari hasil temuan sementara pabrik kembang api tersebut tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya. Bahkan bangunan pabrik lebih layak disebut gudang.  

"Tidak ada jalur evakuasi. Kedua ,ini (pabrik-red) juga karena menyimpan pengelola dan produksi bahan baku berbahaya tentunya dari sisi keselematan kerja lebih tinggi yang masuk kategori berbahaya," paparnya

Ia melanjutkan, sudah menginstruksikan jajaran pengawas ketenagakerjaan untuk mengusut tuntas kasus ledakan ini. Kecelakaan kerja sering diakibatkan oleh kurangnya kesadaran pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja sebagai budaya di lingkungan kerja.

"Banyak pengusaha masih mengabaikan pekerja, mengabaikan keselamatan kerja. Ini (kesadaran pentingnya K3) harus terus diperkuat," tambahnya.

Terkait dengan sanksi, Hanif akan melihat konstruksi hukum terlebih dahulu. Sampai saat ini Kemnaker terus berkoordinasi dengan pihak Kepolisian.

"Pengawasan ketenagakerjaan dari sisi kewenangan ini sekarang ada di provinsi. Karena ditarik. Terlepas dari itu semua pengawasan harus diperkuat," urai Hanif.

Menaker mendorong para Gubernur dan Kepala Daerah lain untuk memastikan agar pengawasan ketenagakerjaan terus berjalan dengan lebih baik. Selain itu, dukungan teknologi juga harus dimaksimalkan untuk mengoptimalkan pengawasan ketenagakerjaan.

"Itu yang sekarang harus kita koordinasikan dan konsolidasikan bahwa kewenangan sudah ada di provinsi tapi juga pengawasan bisa tetap didaerah sehingga Kementerian Ketenagakerjaan yang istilahnya menyiapkan sistemnya juga akan terus berkoordinasi," katanya.

Untuk diketahui, dari total jumlah total 103 pekerja di perusahaan kembang api PT. Panca Buana Cahaya Sukses, hanya 27 diantaranya yang terdaftarkan BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini menjadi salah satu temuan pelanggran ketenagakerjaan.

"Korban yang menjadi peserta BPJS pasti akan diberikan haknya sesuai dengan ketentuan yang ada. Kalau yang tidak, pemerintah tentu pasti akan memberikan tapi kita juga akan usahakan kepada pengusaha misalnya untuk bertanggungjawab penuh untuk standar BPJS," pungkas Hanif.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru