Tol Pekanbaru-Dumai ditarget fungsional 2018

Minggu, 23 Juli 2017 | 20:09 WIB   Reporter: Ramadhani Prihatini
Tol Pekanbaru-Dumai ditarget fungsional 2018


PEKANBARU. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Rini Soemarno meninjau progres fisik pembangunan Seksi I ruas jalan tol Pekanbaru-Kandis-Dumai, Minggu (23/7). Ruas jalan tol yang menjadi bagian dari Tol Trans Sumatera ini ditargetkan dapat fungsional pada saat arus mudik Lebaran tahun 2018.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jalan tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,4 km secara keseluruhan pembebasan lahannya sudah mencapai 47% sehingga pekerjaan konstruksi dapat dipercepat.

Sementara dari seksi I, seksi II dan seksi III, pembebasan lahannya mencapai 80%. Pada seksi I, sebanyak 40% lahan yang dibebaskan merupakan milik warga dan sisanya 60% merupakan kawasan hutan.  Sedangkan untuk sesi IV sampai sesi VI masih sedang dalam tahap pembebasan lahan.

Basuki mengungkapkan tidak ada hambatan dalam hal pembebasan lahan milik warga, saat ini sedang tahap appraisal dan musyawarah dengan warga. Sementara, pada seksi IV hingga VI masih dalam tahap pembicaraan dengan perusahaan minyak multinasional.

"Kita sudah dapat legal opinion dari Kejaksaan mana yang bisa diganti mana yang tidak bisa diganti. Untuk ruas ini pada seksi I Pekanbaru-Minas sepanjang 9,5 km targetnya pada akhir 2017 sudah bisa diaspal semua. Kita targetkan sebelum lebaran 2018, sudah bisa fungsional untuk mendukung arus mudik," kata Basuki pada keterangan tertulis, Minggu (23/7).

Jalan tol Pekanbaru-Dumai terbagi menjadi enam seksi dengan nilai investasi keseluruhan mencapai Rp 16,211 triliun dengan target selesai pada tahun 2019. Keenam seksi tersebut yakni seksi I Pekanbaru-Minas (9,5 km), seksi II Minas-Petapahan/ Kandis Selatan (24 km), seksi III Petapahan-Kandis Utara (17 km), seksi IV Kandis-Duri Selatan (26 km), seksi V Duri Selatan-Duri Utara (28 km), dan seksi VI Duri Utara-Dumai (25 km).

Jalan tol ini akan mengintegrasikan konektivitas kawasan, memperlancar arus distribusi barang dari pusat industri ke berbagai wilayah di Sumatera. Dan yang lebih penting lagi tol Pekanbaru-Dumai dapat meningkatkan dan memudahkan akses Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau sekaligus kota bisnis dan Dumai sebagai kota pelabuhan,  dengan industri perminyakan yang maju, dan agribisnis.

Selanjutnya Pemerintah akan memulai pembangunan Tol Trans Sumatera ruas Pekanbaru - Padang (240 km) pada tahun depan untuk mendorong konektivitas Pantai Timur dan Pantai Barat Sumatra bagian tengah.

Pembangunan ruas tersebut diharapkan akan lebih cepat karena menggunakan sebagian tanah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan akan menggunakan teknologi terowongan untuk mengatasi kendala morfologi. "Pembangunan ruas tol akan semakin mempercepat pertumbuhan ekonomi di berbagai kawasan produktif. Pasti akan banyak investor yang mau masuk," imbuh Basuki

Untuk menyelesaikan jalan tol Trans Sumatra, Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menggunakan State Guarantee Model atau penugasan kepada BUMN untuk melakukan proyek pembangunan jalan tol secara menyeluruh dengan dukungan penuh pemerintah.

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 117 Tahun 2015 sebagai revisi Perpres No. 100 Tahun 2014, Pemerintah  telah menugaskan kepada PT Hutama Karya untuk melakukan pekerjaan 4 ruas tol di Jalan Tol Trans Sumatera, salah satunya ruas tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,48 km, ruas tol Medan-Binjai sepanjang 16,72 km, Palembang-Indralaya sepanjang 21,93 km, dan Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,7 km.

Kepala BPJT Herry TZ menyatakan optimistis dengan penugasan PT Hutama Karya untuk membangun jalan tol Trans Sumatra, adapun hambatan dalam pembangunan hanya terkait pembebasan lahan. Namun, ia menyatakan pemerintah akan terus melakukan monitoring dan evaluasi pekerjaan yang dilakukan PT Hutama Karya tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini

Terbaru