Desa ini sediakan wifi dan aplikasi kependudukan

Sabtu, 16 Desember 2017 | 15:43 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
Desa ini sediakan wifi dan aplikasi kependudukan


SMART CITY - JAKARTA. Teknologi informasi dapat mendukung kesejahteraan masyarakat apabila dimanfaatkan dengan optimal dan inovatif. Seperti yang dilakukan oleh Hasan Hasiru Kepala Desa Lamahu di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Di desa ini, koneksi internet wifi bisa dinikmati oleh 326 kepala keluarga dan 1.373 jiwa. Mereka disediakan aplikasi Lamahu Command Center, yang memiliki fitur surat menyurat elektronik dari dan kepada aparat desa. 

Aplikasi ini hanya bisa diakses oleh masyarakat Lamahu karena harus menggunakan NIK (Nomor Induk Kependudukan). Lamahu Command Center juga memiliki fitur keren seperti tombol panic button (tombol darurat) jika terjadi suatu kejadian dan keadaan darurat seperti jika ada ibu hamil yang akan melahirkan. Tinggal menekan panic button sehingga seluruh warga desa mengetahui dan bisa segera memberikan bantuan.

Desa Lamahu menjadi salah satu desa di Gorontalo yang dicanangkan sebagai kampung Keluarga Berencana (KB), mengingat masih rendahnya peserta KB di desa tersebut.

Selain itu, penggunaan aplikasi diharapkan mampu menjadi salah satu medium untuk mengembangkan data kependudukan yang terintegrasi.

Nofrijal, Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan, keinginan Hasan sejalan dengan rencana BKKBN yang merencanakan integrasi data kependudukan.

Melalui program rumah dataku, BKKBN berupaya untuk melakukan pemuktahiran data kependudukan dan data keluarga sehingga semakin mendekatkan masyarakat kepada layanan publik.

Hasan Hasiru berharap, dengan adanya kampung KB tersebut maka nantinya akan ada aplikasi perencanaan berbasis android yang bisa menjadi sara bagi masyarakat untuk memperbarui datanya sendiri.

"Ketika ada yang melahirkan bisa langsung mengisi data berbasis android untuk membuat dokumen seperti akta kelahiran dan Kartu Keluarga (KK) atau fitur semacam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) digital,” ujar Hasan dalam rilis resminya, kemarin (15/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru