Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Hingga 18 April 19.26 WITA

Kamis, 18 April 2024 | 12:11 WIB   Reporter: Arif Ferdianto
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Hingga 18 April 19.26 WITA

ILUSTRASI. Penumpang pesawat melakukan chek in di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado, Kamis (4/8/2022). Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Hingga 18 April 19.26 WITA


BANDARA – JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menutup sementara operasional Bandara Sam Ratulangi di Manado, akibat terdampak abu vulkanik Gunung Ruang yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado, Ambar Suryoko mengatakan penutupan operasional bandara melalui informasi dari ASHTAM dengan nomor VAWR7240 mulai tanggal 17 April pukul 19.26 WITA sampai 18 April pukul 19.26 WITA.

“Kami harus melakukan penutupan operasional penerbangan Bandara Samratulangi karena sebaran abu vulkanik yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan," ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (18/4).

Baca Juga: Erupsi Gunung Ruang, Pertamina Patra Niaga Sulawesi Pastikan Operasional Aman

Ambar menyatakan, pihaknya terus memantau dan mengawasi situasi Gunung Ruang serta dampaknya ke bandara-bandara sekitarnya. Menurutnya, pengamatan dilakukan tiap 30 menit hingga 1 jam sekalidi beberapa titik bandara.

“Kejadian ini adalah situasi  force majeur, saya berharap masyarakat khususnya calon penumpang dapat memahami jika ada keterlambatan  dan pembatalan penerbangan. Saat ini yang terdampak 5 keberangkatan dan 4 kedatangan dengan status delay, cancel dan divert," katanya.

Ambar mengimbau kepada maskapai penerbangan untuk memberi kompensasi kepada penumpang yang telah membeli tiket, termasuk opsi full refund, reschedule, ataupun re-route ke bandara terdekat jika seat masih tersedia.

Baca Juga: Hati-Hati, 6 Gunung Berapi Berstatus Siaga Level III per Kamis 18 April 2024

"Kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait dalam penanganan force majeure ini agar dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru