Landasan bandara Banyuwangi ditebalkan tahun depan

Sabtu, 27 Agustus 2016 | 11:15 WIB Sumber: Antara
Landasan bandara Banyuwangi ditebalkan tahun depan


Banyuwangi. Penebalan atau penguatan landasan di Bandara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi di Provinsi Jawa Timur akan dilakukan awal 2017. Penebalan untuk menambah kekuatan landasan dari saat ini PCN 28 menjadi PCN 40, 

"Alhamdulillah, saya kemarin bertemu Menhub Pak Budi Karya Sumadi. Beliau sangat mendukung pengembangan Bandara Blimbingsari Banyuwangi. Ada sejumlah anggaran yang dialokasikan untuk penebalan pada awal 2017," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu (27/8).

Anas mengatakan, Kementerian Perhubungan / Kemenhub juga mendukung pesawat sejenis Boeing 737-500 agar bisa segera beroperasi tanpa menunggu penebalan runway di bandara itu. Soalnya, dengan tebal saat ini sebenarnya sudah bisa didarati pesawat tersebut.

Hanya saja, Kemenhub meminta peningkatan fasilitas Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PPK) dipenuhi. "PPK kan harganya cukup mahal, model pemadam yang lebih advanced. Sambil menunggu dari Kemenhub, kami diberi solusi untuk sementara bisa sewa ke PT Angkasa Pura," ujar Anas.

Dengan begitu, penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi yang sudah dinantikan para wisatawan dan dunia usaha bisa direalisasikan sesegera mungkin. "Beberapa waktu lalu sudah ada maskapai yang mau masuk membawa pesawat berbadan lebar, tapi dari sisi teknis belum diizinkan kementerian. Jika sudah ada PPK yang bagus, sudah bisa didarati pesawat itu," ujarnya pula.

Anas menambahkan, pihaknya juga melaporkan pengerjaan tahap akhir terminal baru di Bandara Banyuwangi yang dibangun dengan dana APBD Provinsi Jatim dan Banyuwangi. Terminal dengan arsitektur hijau dan mengakomodasi budaya lokal itu dijadwalkan beroperasi awal 2017.

Pembangunan terminal dengan konsep nyaris tanpa AC, dipastikan tetap sejuk dengan pengaturan sirkulasi udara, water treatment, dan beragam tanaman hingga ke atap terminal.

Arsitekturnya mengadopsi model atap rumah khas Suku Osing (suku asli Banyuwangi) serta merawat budaya masyarakat setempat yang selalu berombongan saat melepas kerabatnya bepergian dengan menyediakan anjungan yang mengarah langsung ke landasan.

Pemkab Banyuwangi berinisiatif membangun terminal baru dua tahun lalu, tanpa menunggu bantuan pemerintah pusat karena kenaikan jumlah penumpang yang drastis.

"Ini model kerja sama pusat dan daerah yang perlu dikembangkan. Kami berinisiatif membangun terminal baru, Kementerian Perhubungan mendukung aspek keselamatan penerbangannya. Sinergi pusat dan daerah sangat berarti bagi daerah," ujar Anas pula.

Anas mengatakan, peresmian terminal baru cukup mendesak karena terminal yang ada saat ini tidak mampu menampung luberan penumpang. Sembari menunggu penyelesaian terminal baru, Kemenhub bakal merenovasi terminal lama dengan memperlebar ruang keberangkatan.

"Kemenhub akan memoles sedikit terminal lama agar penumpang tidak meluber hingga ke luar ruang keberangkatan. Kami mohon maaf karena selama ini penumpang harus menunggu dalam suasana yang kurang nyaman, karena kenaikan jumlah penumpang sangat signifikan dan terminal lama sudah tidak bisa menampungnya," kata Anas.

Jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi memang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).

Memasuki 2016, frekuensi penerbangan ke dan dari Banyuwangi juga bertambah dari semula dua kali dalam sehari menjadi tiga kali dalam sehari. Rutenya adalah Surabaya-Banyuwangi dan sebaliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru