Memprediksi strategi Ridwan Kamil menuju Jabar 1

Rabu, 09 Agustus 2017 | 11:12 WIB Sumber: Kompas.com
Memprediksi strategi Ridwan Kamil menuju Jabar 1


BANDUNG. Keriuhan menjelang Pilkada Jawa Barat 2018 sudah mulai terasa. Perhelatan masih lama, bahkan pendaftaran pasangan bakal calon juga baru dibuka pada awal 2018.

Akan tetapi, "keramaian" seputar bursa bakal calon yang akan diusung partai-partai telah dimulai.

Sejumlah nama disebut-sebut sebagai kandidat kuat bakal calon gubernur. Salah satunya Ridwan Kamil, yang saat ini masih menjabat Wali Kota Bandung.

Ridwan Kamil sejak awal menjadi kandidat bakal calon yang paling dijagokan. Sejumlah survei menempatkannya pada posisi teratas dibandingkan nama-nama lain.

Survei UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yang dirilis 4 Juli lalu, menunjukkan, elektabilitas Emil mencapai 40,40%.

Nama lainnya berada di bawahnya, seperti Deddy Mizwar (22,38%), Dede Yusuf (12,57%), Iwa Karniwa (10,44%), dan Dedi Mulyadi (10,08%).

Hingga kini, baru satu partai yang menyatakan kepastian akan mengusung Ridwan Kamil, yaitu Partai Nasdem.

Sementara, dua partai besar "penguasa" kursi DPRD Jawa Barat, PDI Perjuangan dan Golkar, hampir pasti tak akan membuka pintu untuk Ridwan Kamil.

Beberapa partai lain juga sudah melirik figur lain, seperti Deddy Mizwar.

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, keputusan partai besar untuk tak melirik Ridwan Kamil karena langkahnya dinilai terburu-buru menerima pinangan Nasdem.

"Ini sebuah pembelajaran politik bagus. Kalau mau diusung, ya jangan buru-buru dan jangan menerima pinangan buru-buru juga," kata Hendri saat ditemui di Senayan, Jakarta, Selasa (8/8).

Meski demikian, menurut dia, Ridwan Kamil masih punya jalan lain untuk maju bertarung di Pilkada Jabar.

Karir politik Ridwan Kamil tak akan terhenti hanya karena tak dapat "pintu" Golkar dan PDI-P.

"Belum tentu (karir politik mati). Kan politik itu jalan terus ya, bisa ke kanan bisa ke kiri. Kalau ada tembok ya cari jalan lain," ujar dia.

Langkah Ridwan Kamil

Menurut Hendri, ada tiga hal yang bisa dilakukan Ridwan Kamil saat ini.

Pertama, fokus menggarap dukungan dari partai-partai lain selain PDI-P dan Golkar. Sebab, saat ini belum ada figur yang dominan.

Bahkan, jika Ridwan Kamil bisa kembali meluluhkan hati Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengusungnya, maka hal itu akan menjadi kekuatan politik yang luar biasa.

"Emil akan menang karena momentum politik di Jakarta pasti akan terasa juga di Jawa Barat. Ditambah lagi incumbent Jawa Barat kan PKS," kata Hendri.

Kedua, mencari jalur independen. Namun, hal ini diprediksi akan berat karena Ridwan Kamil harus berusaha keras memenuhi syarat pencalonan independen mulai dari sekarang.

Sementara, langkah ketiga, Ridwan Kamil merelakan diri untuk menjadi calon wakil gubernur pendamping Dedi Mulyadi.

"Enggak buruk juga. Dedi Mulyadi sampai saat ini kenapa enggak ingin bareng dengan Emil karena mau jadi nomor satu. Dua-duanya mau jadi nomor satu kan susah," kata dia.

Oleh karena itu, nasib Ridwan Kamil ke depannya untuk Pilkada Jabar bergantung pada keputusannya sendiri.

"Kita lihat, seorang Ridwan Kamil ini dia bagaimana geliat politik atau taktik politiknya. Apakah dia bisa tetap tegar maju atau kemudian nyerah di tengah jalan," ujar Hendri.

Butuh koalisi

Dengan hanya mengantongi dukungan satu partai, Nasdem, Ridwan Kamil masih harus bergerilya mencari dukungan partai lain.

Di DPRD Jabar, Nasdem hanya memiliki 5 kursi. Untuk mengusung  Ridwan Kamil , partai pimpinan Surya Paloh ini harus berkoalisi karena butuh 20 kursi.

Sedangkan PDI-P dan Golkar kemungkinan besar tidak akan mengusung Emil.

Keduanya kemungkinan akan berkoalisi mengusung paket cagub-cawagub.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, saat ini partainya tengah membangun komunikasi intensif dengan Golkar untuk mengusung Dedi Mulyadi sebagai cagub Jabar.

PDI-P sudah menyiapkan sejumlah nama untuk menjadi pasangan Dedi, seperti Ketua DPD PDI-P TB Hasanuddin, anggota DPR Puti Guntur Soekarnoputra, dan Bupati Majalengka Sutrisno.

Sekjen Partai Golkar Idrus Marham juga mengatakan, komunikasi dengan Ridwan Kamil tidak mencapai titik temu.

Golkar ingin Dedi Mulyadi menjadi calon gubernur. Namun, Ridwan Kamil juga telah mendeklarasikan diri di posisi yang sama.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, partaikan akan melakukan upaya maksimal agar Ridwan Kamil maju pada Pilkada Jawa Barat 2018.

Ia mengatakan, upaya itu termasuk melalui jalur independen.

Nasdem akan memberi kesempatan penuh kepada Ridwan Kamil untuk menentukan posisi yang akan dipilih.

Sebab, kata Johnny, tak menutup kemungkinan jika nantinya Emil dicalonkan sebagai wakil gubernur.(Nabilla Tashandra)

Artikel ini sudah tayang sebelumnya di Kompas.com, berjudul: PDI-P dan Golkar "Tutup Pintu", Apa yang Harus Dilakukan Ridwan Kamil?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru