Penurunan tanah di Mataram kian khawatirkan

Jumat, 09 Desember 2016 | 22:05 WIB Sumber: Antara
Penurunan tanah di Mataram kian khawatirkan


MATARAM. setiap tahun penurunan muka tanah di Mataram itu terus bertambah. Ini merupakan akibat pemanfaatan sumur bor yang tidak terkontrol.

"Penurunan muka tanah ini terparah terjadi di Pulau Lombok," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Wedha Magma Ardhi, Jumat (9/12).

Ia menjelaskan, penurunan muka tanah ini lebih disebabkan pembuatan sumur bor yang dilakukan sebagian besar hotel-hotel di daerah itu, khususnya di kawasan perkotaan, seperti di Kota Mataram. "Kalau pengeboran air bawah tanah di atas 25 meter, maka setiap 1 meter di bor, 3 meter posisi tanah menjadi turun," ujarnya.

Mantan Kepala BPBD NTB itu mengatakan air di dalam tanah memiliki kekuatan menahan dan menekan tanah. Kalau sampai air tersebut terus tersedot, maka secara perlahan-lahan air menjadi berkurang, sehingga tidak ada lagi yang menahan tanah.

"Tanpa disadari level permukaan tanah akan terus turun. Tinggal menunggu waktu, bakal tenggelam. Sama seperti di Jakarta, posisi laut lebih tinggi dari daratan," ucapnya.

Menurutnya, penurunan muka tanah bisa dicegah. Salah satunya dengan melakukan pembatasan pengeboran air tanah. Selain itu, dengan memperbanyak pembangunan embung atau bendungan sebagai penampung air. "Ini salah satu solusi untuk bisa mempertahankan muka tanah," imbuhnya.

Di NTB, lanjut Wedha, potensi air yang ada di dua pulau besar, yakni Lombok mencapai 5 miliar meter kubik. Dari jumlah itu terpakai 2,14 miliar meter kubik.

Sedangkan di Pulau Sumbawa potensi air mencapai 15 miliar meter kubik. Namun, yang terpakai baru 6,4 miliar meter kubik. "Jadi kalau melihat kondisi air di Lombok sudah tahap kritis, sementara di Pulau Sumbawa surplus air. Karena itulah kita membutuhkan bendungan atau embung-embung untuk penampungan air," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru