Proyek pelabuhan kapal pesiar di Bali segera jalan

Selasa, 22 Agustus 2017 | 12:29 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Proyek pelabuhan kapal pesiar di Bali segera jalan


INFRASTRUKTUR DAERAH - Nasib proyek pelabuhan Marina di kawasan pengembangan Pelabuhan Benoa Bali mulai ada kejelasan. Setelah melewati lima tahun proses perencanaan proyek senilai Rp 2,5 triliun itu.

Pelabuhan yang digadang-gadang menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia yang mampu menampung tiga kapal pesiar sekaligus dengan masing-masing berkapasitas 5.000 penumpang itu rencananya mulai dikerjakan September mendatang.

Sebagaimana dilansir dalam Telegraph Travel, Selasa (22/8) kehadiran pelabuhan ini diharapkan mampu menarik para turis kaya dari klub pesiar Singapura.

“Saat ini orang kaya berlayar ke Singapura, Hong Kong, dan Shanghai tapi ke Bali sangat jarang karena infrastruktur yang belum ada,” kata Ari Askhara, Direktur Utama Pelindo III.

Asal tahu saja, ONE15 Marina Club Singapura disebut sebut menjadi inspirasi pengembangan kota kawasan Pelabuhan Benoa.

Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya mengatakan, industri pelayaran menghadirkan pasar yang belum dimanfaatkan maksimal untuk Bali. Dia mengatakan meski lebih dari 3 juta wisatawan melakukan perjalanan melalui kapal pesiar setiap tahun di kawasan Asia Timur-Australia, di mana Indonesia hanya mampu menari 200.000.

"Dengan tersedianya fasilitas terminal baru ini, diharapkan target 500.000 kunjungan turis mancanegara dari kapal pesiar untuk tahun 2019 bisa tercapai," katanya.

Selain Pelabuhan Marina, juga tengah ada pengembangan terminal pelayaran di Celukan Bawang, di sebelah utara Bali. Di mana menampung tujuh kapal sekaligus, masing-masing berkapasitas hingga 1.000 penumpang.

Fasilitas baru ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan jumlah pengunjung tahunannya dari 11,4 juta tahun lalu menjadi 15 juta pada 2017 dan 20 juta pada 2019. Tetapi berapa biayanya?

Masalah yang terkait dengan sejumlah besar penumpang kapal pesiar yang membanjiri pelabuhan dan kota telah terdokumentasi dengan baik di Eropa dalam 12 bulan terakhir, dengan Barcelona, ​​Venesia dan Dubrovnik semua berjuang untuk menyeimbangkan keinginan akan pariwisata dengan kebutuhan untuk melindungi budaya dan cara hidup setempat. .

Ketua Dewan Pariwisata Bali, Isa Bagus Partha Adnyana, mengatakan kepada Telegraph Travel sebuah studi dampak lingkungan telah dilakukan.

"Kami mendukung pendirian Pelabuhan Benoa," kata Adnyana. "Benoa terletak di Bali yang berfungsi sempurna sebagai hub karena Bali berada di tengah Indonesia dan juga menjadi pusat aktivitas pariwisata."

Ia menyambut baik peningkatan jumlah pengunjung kapal pesiar dan berpotensi menguntungkan pelabuhan lain di kepulauan Indonesia.

Namun Ida Bagus Surakusuma, mantan Ketua Konferensi Bali dan Perhimpunan Kongres Indonesia (INCCA), mengatakan bahwa pemerintah perlu "berhati-hati" dalam mencapai target pengunjung.

"Penumpang mana yang menjadi target? Saat itu, kapal pesiar pasti orang kaya, "katanya. "Tapi sekarang orang yang datang ke Asia, termasuk Bali, adalah penumpang kelas dua. Orang kaya cenderung memilih Mediterania atau Eropa. "

Bulan lalu, Indonesia mengumumkan bahwa Australia membantu mendanai penciptaan "10 Bali baru" untuk membantu menyebarkan investasi pariwisata ke 34 provinsi di seluruh negeri senilai US$ 850 juta.

Tujuannya meliputi Danau Toba di Sumatera Utara, Lombok di Nusa Tenggara Barat, dan Yogyakarta di Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru