Wejangan terakhir Djarot berubah jadi penuh haru

Selasa, 10 Oktober 2017 | 09:07 WIB Sumber: Kompas.com
Wejangan terakhir Djarot berubah jadi penuh haru


DJAROT SAIFUL HIDAYAT - JAKARTA. Kemarin sore setelah semua agenda kegiatannya sudah selesai, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengumpulkan semua pejabat DKI Jakarta di sebuah ruangan di Balai Kota DKI Jakarta.

Di sana, Djarot memberikan pengarahan kepada mereka sebelum mengakhiri jabatannya sebentar lagi.

Pertemuan itu berlangsung tertutup. Meski demikian, tergambar suasana kesedihan di dalam ruangan itu dari cerita para pejabat DKI.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto tidak membantah bahwa mata Djarot berkaca-kaca dalam ruangan itu. Dia merasa hal itu wajar dirasakan oleh mereka yang berbuat banyak untuk masyarakat.

"Setiap orang untuk meninggalkan sesuatu hal, apalagi kalau itu dinilai bagus, orang merasa bahwa 'aduh, apa yang bisa saya lakukan lagi untuk negara ini ya'," ujar Koesmedi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (10/10).

"Saya pun kalau mungkin meletakan jabatan juga akan merasa seperti itu," tambah dia.

 Kepada Dinas Kesehatan, Djarot menitipkan program Ketuk Pintu Layani dengan Hati yang harus diteruskan. Bekerja lah sesuai dengan kondisi tanpa pernah kenal lelah. Kata Koesmedi, Djarot juga mengingatkan untuk menjaga rasa kesetiakawanan tiap SKPD.

"Tidak boleh saling menjelekkan, tetapi harus saling mendukung," kata Koesmedi.

Djarot memberi arahan bagaimana mereka harus bekerja ke depan. Koesmedi tidak membantah bahwa dia juga larut dalam suasana haru.

"Sedih adalah bagian dari kehidupan untuk maju," kata dia.

 Loyal ke Anies-Sandi

Cerita Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji melengkapi cerita Koesmedi. Kata Isnawa, Djarot berpesan agar para SKPD loyal dengan pemerintahan selanjutnya tepat setelah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dilantik.

"Nanti tanggal 16 loyalitas full harus ke Anies-Sandi. Sekarang ini masa transisi enggak usah kasak-kusuk, enggak usah pendekatan ini itu. Sudahlah pasti mereka (Anies-Sandi) punya catatan kinerja kita. Intinya siapa pun pemimpinnya kita harus loyal," kata Isnawa.

Isnawa mengatakan Djarot juga tidak ingin para pejabat DKI saling menjelekkan satu sama lain demi mendapat perhatian pimpinan. Pejabat DKI diminta bekerja saja dan saling mendukung.

Isnawa bangga ketika Djarot mengatakan kepuasan dalam pelayanan publik semakin baik. Salah satunya adalah karena kebersihan kali dan sungai yang relatif terjaga.

Kata Isnawa, Djarot meminta semua hal yang baik tetap dipertahankan. Namun, Djarot juga mengingatkan kepada pejabat DKI untuk memperhatikan peraturan dalam mengejar target penyerapan. Jangan sampai karena ingin penyerapannya tinggi, malah berujung kepada tindak korupsi.

Djarot lebih suka penyerapan tidak tinggi tetapi program yang dilakukan tepat sasaran. Selain itu, Djarot juga meminta maaf kepada pejabat DKI, mewakili pendahulunya.

"Pak Djarot minta maaf secara pribadi dan atas nama Pak Jokowi dan Pak Ahok atas hal-hal yang tidak berkenan. Tetap semangat memberikan yang terbaik buat Jakarta," kata dia. (Jessi Carina)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com, berjudul: Suasana Haru dalam Wejangan Terakhir Djarot ke Pejabat DKI...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru