Banyak pintu darurat tak berfungsi, warga Kalibata City terjebak saat gempa

Jumat, 02 Agustus 2019 | 23:34 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Banyak pintu darurat tak berfungsi, warga Kalibata City terjebak saat gempa


GEMPA - JAKARTA. Gempa magnitude 7,4 pada pukul 19.03 WIB, Jumat (2/8) membuat warga di kompleks mega-rusun Kalibata City di Jakarta Selatan berhamburan.

Goyangan tersebut dikatakan oleh sejumlah warga sebagai yang paling keras dari beberapa kali gempa yang pernah melanda selama ini.

Namun, yang amat disesalkan oleh warga adalah banyaknya fasilitas darurat yang tidak berfungsi dengan semestinya.

Baca Juga: Tips meminimalisasi dampak gempa versi Adira Insurance

"Tadi pintu darurat di lantai dasar tidak bisa dibuka dari dalam, sehingga banyak warga yang terjebak tidak bisa keluar. Kami panik! Untungnya ada warga di lantai 2 yang membukakan pintu sehingga kami naik kembali, lalu turun melalui lift. Bagaimana kalau kejadian kebakaran? Apa tidak sangat berbahaya itu?" ujar Rudy, seorang warga tower Nusa Indah dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id

Tercatat di tower-tower lain pun banyak pintu darurat yang tidak bisa dibuka. Warga melaporkan bahwa itu terjadi antara lain di Tower Cendana, Damar, Flamboyan dan Nusa Indah.

Warga lainnya menyesalkan soal ketidaksiapan petugas sekuriti dan pengelola.

Baca Juga: Saat gempa terasa, Anies dan PNS Balai Kota DKI berlari keluar gedung

"Pengelola selama ini membanggakan adanya TSO atau Tenant Safety Officer. Katanya untuk keselamatan warga. Ternyata mereka sama sekali tak membantu evakuasi, tapi hanya menunggu di lantai bawah," ujar Andika, seorang warga tower Palem.

Keluhan lainnya adalah alarm sama sekali tak terdengar di banyak tower, atau terdengar amat terlambat. Serta pemberitahuan darurat yang tidak jelas.

"Kalibata City memiliki 13.500 unit hunian. Saat ini mungkin ada lebih dari 30.000 orang yang tinggal di sini. Jika terjadi musibah, korbannya bisa besar. Oleh karena itu kejadian tadi membuktikan bahwa pengelola Kalibata City amat tidak memadai dalam tanggap bencana," ujar Sandi Edison, ketua Komunitas Warga Kalibata City.

Baca Juga: BMKG perbaharui kekuatan gempa Banten dari magnitudo 7,4 menjadi 6,9

"Apabila nanti P3SRS warga terbentuk, maka pengelola profesional yang akan ditunjuk oleh warga harus mempersiapkan peralatan dan personel tanggap darurat yang benar-benar sigap dan profesional. Kami tak ingin ada korban jatuh." lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru