Cara bupati Klungkung, Bali, dorong kebangkitan pariwisata yang tertekan pandemi

Minggu, 29 November 2020 | 18:37 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Cara bupati Klungkung, Bali, dorong kebangkitan pariwisata  yang tertekan pandemi

ILUSTRASI. Wisatawan berlibur pada liburan panjang Hari Maulid Nabi Muhammad SAW di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (30/10/2020).


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Pariwisata merupakan sektor yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Daerah pariwisata ,utamanya Bali paling menderita terdampak  pandemi ini. Karena itu, pemerintah daerah di Bali mulai kreatif mencari cara untuk membangkitkan kembali pariwisata yang tertekan pandemi.

Bupati Klungkung,  I Nyoman Suwirta didampingi Sekrataris Daerah Kabupaten Klungkung, I Gede Putu Winastra menyerahkan stimulus dana hibah ke pelaku pariwisata langkah-langkah untuk pemulihan ekonomi, khususnya pariwisata.

“Stimulus dana hibah adalah upaya Pemerinah Kabupaten (Pemkab) Klungkung untuk memberikan bantuan ke akomodasi pariwisata punya izin dan yang taat pajak. Pajak yang sudah dibayar dikembalikan dan digunakan untuk promosi pariwisata, membayar gaji pegawai, menambah sarana dan prasaranannya sesuai protokol kesehatan,” ujar Bupati Suwirta dalam acara Nusa Penida BISA di Objek Wisata Klingking, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, seperti dirilis, Sabtu (28/11).

Jumlah dana hibah yang diterima Pemkab Klungkung sebesar Rp 9,7 Miliar. Dari jumlah tersebut, 70% diberikan untuk pelaku industri pariwisata. Sedangkan sisanya untuk pemerintah daerah dalam program pemulihan ekonomi nasional. Sudah ada 90 hotel dan 30 restoran yang menerima dana hibah pariwisata di Klungkung. Besaran dana hibah yang diberikan bervariasi. Hibah paling tinggi diterima restoran di Pulau Nusa Lembongan mencapai Rp 909.945.409.

Baca Juga: Ekonomi negara-negara Asia Tenggara mulai membaik

“Pariwisata sedang terpuruk akibat pandemi covid-19 karena travel warning yang dikeluarkan oleh 59 negara agar tidak berkunjung ke Indonesia. Kami pun melakukan usaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan stimulus dana hibah dan program Nusa Penida BISA,” tutur Bupati Suwirta 

Program Nusa Penida BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman), adalah gerakan pelaku pariwisata dalam melaksanakan protokol kesehatan dibidang pariwisata. Dengan demikian Nusa Penida sudah siap menerima kunjungan wisatawan dengan menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental. Sustainability).

“Program Nusa Penida BISA mengajak pelaku pariwisata untuk menerapkan protokol kesehatan. Kalau pelaku pariwisata sudah taat protokol kesehatan, maka para wisatawannya pun tidak akan ragu untuk berkunjung. Oleh karena itu penting untuk selalu mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Siapapun, kapanpun dan dimanapun wajib menerapkan 3M,” ujar Bupati asal Nusa Ceningan ini.

Selanjutnya: Pak Luhut, bookingan hotel 80% industri pariwisata butuh libur panjang akhir tahun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru