Kasus Covid-19 Jawa Timur melampaui DKI Jakarta, epidemiolog beri penjelasan

Senin, 01 Juni 2020 | 09:19 WIB Sumber: Kompas.com
Kasus Covid-19 Jawa Timur melampaui DKI Jakarta, epidemiolog beri penjelasan


VIRUS CORONA - JAKARTA. Kasus penularan infeksi virus corona di Indonesia masih terjadi cukup tinggi. Berdasarkan data yang masuk hingga Minggu (31/5/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 700 kasus baru Covid-19 di Indonesia. Sehingga total kasus yang dikonfirmasi positif sejak 2 Maret 2020 hingga 31 Mei 2020 sebanyak 26.473 kasus.

Dari jumlah kasus infeksi harian, dalam beberapa hari belakangan ini, terjadi tren peningkatan kasus positif Covid-19 di provinsi Jawa Timur dan wilayah luar pulau Jawa. Berdasarkan data dari KawalCOVID19 pada tanggal (31/5/2020) Jawa Timur (Jatim) mencatat penambahan kasus baru sebanyak 244 kasus, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus harian terbanyak.

Sementara provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) berada di peringkat ke-3 dan ke-5. NTB mencatat penambahan 42 kasus, sedangkan Sulsel mencatat penambahan 31 kasus. Dari data yang sama, provinsi Jawa Timur juga terlihat mengalami beberapa lonjakan kasus positif cukup banyak dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: UPDATE corona di Jawa Timur, positif 4.848, sembuh 654, meninggal 412

Pada tanggal (25/5/2020) tercatat ada penambahan 223 kasus baru di Jatim. Berselang dua hari, yakni pada tanggal (27/5/2020) tercatat ada penambahan 199 kasus di Jatim. Pada tanggal (28/5/2020) penambahan kasus di Jatim sedikit berkurang, namun angkanya masih cukup tinggi, yakni 171 kasus, kemudian angka tersebut kembali naik pada tanggal (30/5/2020) menjadi 199 kasus.

Faktor peningkatan kasus di Jatim Menurut Pandu Riono, Epidemiolog dari FKM UI, terjadinya tren peningkatan jumlah kasus di luar DKI Jakarta yang bergeser ke Jatim dan wilayah luar pulau Jawa bisa terjadi karena dua faktor.

Baca Juga: BNPB catat 1.382 bencana terjadi di Indonesia hingga akhir Mei, tidak termasuk corona

"Dua faktor yang berpengaruh karena banyak orang yang mudik atau mudik balik, dan peningkatan kapasitas tes pada penduduk yang berisiko," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com (31/5/2020).

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru