Perluasan sinyal XL Axiata, BAKTI akan sasar 18 lokasi baru di NTT

Senin, 28 Oktober 2019 | 19:28 WIB   Reporter: Benedicta Prima
Perluasan sinyal XL Axiata, BAKTI akan sasar 18 lokasi baru di NTT

Direktur Teknologi EXCL Yessie D Yosetya, Direktur BAKTI Kominfo Dhia Anugrah Febriansa dan Kepala Dinas Kominfo NTT Aba Maulaka. (REVISI) Tahun ini XL Axiata (EXCL) anggarkan capex sekitar Rp 150 miliar untuk bangun BTS USO di NTT. Foto: KONTAN/Benedicta


INDUSTRI TELEKOMUNIKASI - ENDE. PT XL Axiata Tbk (EXCL) meresmikan pendirian salah satu tower Base Transceiver Station (BTS) 4G di Desa Aewora, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (28/10).

Pembangunan tower tersebut merupakan kerja sama dengan pemerintah melalui Badan Aksesibilitas dan Informasi (BAKTI) yang memiliki proyek Universal Service Obligation (USO).

Direktur Layanan Telekomunikaai & Informasi Badan Usaha BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Dhia Anugrah Febriansa mengatakan BTS USO sudah beroperasi di 51 daerah di NTT dan akan ada 18 lokasi baru.

Baca Juga: Mau bangun 289 tower, XL Axiata resmikan jaringan BTS USO di pelosok NTT

"Kami mencatat masih ada 213 lokasi usulan baru untuk tahun mendatang," jelas Dhia kepada Kontan.co.id.

Sebagai bagian dari kerja sama, XL Axiata memiliki hak monopoli untuk membangun BTS di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), yaitu pelosok NTT. Dari 51 daerah tersebut, semuanya digarap oleh XL Axiata dan sudah didirikan 64 BTS. XL Axiata sendiri menargetkan 289 BTS bisa dibangun dan beroperasi di NTT tahun ini.

Dengan kerja sama USO ini, pemerintah akan menanggung biaya operasional dan perawatan BTS sesuai dengan masa perjanjian. Adapun, XL mengeluarkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 150 miliar.

Ini digunakan XL Axiata untuk membangun BTS berjenis monopole. BTS ini masih menggunakan VSAT yang jaringannya tergantung cuaca. Jenis ini memang memiliki kapasitas yang terbatas.

Baca Juga: XL Axiata (EXCL) menganggarkan capex Rp 150 miliar untuk BTS USO

Sementara itu, pemerintah menganggarkan Rp 700 miliar untuk biaya survei, install di lokasi baru, layanan tahun berjalan jasa tower, jasa power off grid, dan jasa VSAT transmisi ground segmen untuk lokasi yang sudah beroperasi.

Sejak 2015, pemerintah telah mengoperasikan BTS USO di 1.068 lokasi dengan kerja sama tiga operator seluler salah satunya XL Axiata. Adapun, tahun ini pemerintah menargetkan 538 lokasi baru.

Dengan program ini, nantinya diharapkan banyak operator yang mau menggarap proyeknya di daerah 3T dengan layanan jaringan yang lebih mumpuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru