Sandiaga: Parkir meter bukan budaya kita

Selasa, 02 Mei 2017 | 16:16 WIB   Reporter: kompas.com
Sandiaga: Parkir meter bukan budaya kita


JAKARTA. Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai sistem parkir meter tidak cocok diterapkan di Jakarta. Sebab, ia menilai pola yang diterapkan dalam sistem parkir model tersebut tidak cocok dengan budaya orang Indonesia.

Hal itu dilontarkannya saat diundang untuk mendapat pemaparan dari pengembang aplikasi Jukir di kantor Bubu.com yang berlokasi di kawasan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/5).

Pada kesempatan itu, pengembang aplikasi Jukir memaparkan mengenai tidak efektifnya penerapan sistem parkir meter di Jakarta. Menurut mereka, sistem parkir meter yang diterapkan di Jakarta tidak cukup berhasil mencegah kebocoran. Karena kebanyakan warga yang memarkirkan kendaraannya bukan membayar sendiri biaya parkir langsung di mesin, melainkan menitipkan uangnya ke juru parkir.

"Ini yang bisa jadi celah adanya permainan," kata salah seorang pengembang aplikasi juru parkir kepada Sandi.

"Iya parkir meter bukan budaya kita tuh," ujar Sandi menanggapi.

Selama pemaparan, para pengelola aplikasi mengaku, sistem parkir dengan pembayaran secara online melalui aplikasi Jukir kini sudah diterapkan di banyak lokasi di Kota Bekasi dan Tangerang Selatan. Mereka pun berharap agar nantinya Pemprov DKI mau bekerja sama menerapkan sistem yang sama di Jakarta.

Ditemui usai pertemuan, Sandi menilai sistem parkir dengan pembayaran secara online lebih tepat ketimbang sistem parkir meter. Karena, ia menilai sistem parkir meter hanya cocok diterapkan di negara yang karakter masyarakatnya individualis. Hal yang disebut Sandi berbeda dengan karakter masyarakat Indonesia.

"Kalau kita lihat di sini parkir kita dibantuin, mau belanja ada yang bantuin. Karena memang banyak lapangan pekerjaan yang dibutuhkan," kata Sandi.

Menurut Sandi, keberadaan juru parkir sama seperti ojek. Ia menyebut keduanya merupakan kearifan lokal yang tidak akan pernah bisa dihilangkan di tengah masyarakat.

Karena itu, seperti ojek yang kini sudah banyak menggunakan basis aplikasi, Sandi menilai, hal yang sama juga bisa diterapkan terhadap sistem perparkiran.

"Enggak akan kebayang kalau di Amerika ada jukir. Tapi kalau di Indonesia ada jukir. Di Amerika ada parkir meter yang sangat sukses dan berjalan baik, tapi di sini dari laporan teman-teman tidak berjalan. Salah satunya adalah karena enggak merangkul kearifan lokal kita," klaim Sandi.

Namun, Sandi belum dapat memastikan apakah nantinya sistem perparkiran dengan parkir meter di Jakarta di bawah kepemimpinan dirinya dan Anies akan diubah melalui aplikasi saat nantinya dirinya sudah resmi menjabat. Sebab, ia menyebut butuh kajian untuk bisa merealisasikan hal itu.

(Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini

Terbaru