Selama masa Lebaran, pasokan listrik di Sulawesi diklaim aman

Selasa, 26 Mei 2020 | 07:50 WIB   Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
Selama masa Lebaran, pasokan listrik di Sulawesi diklaim aman

ILUSTRASI. Warga melintas di bawah kabel Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat, Jumat (8/5). PLN mencatat konsumsi listrik Jawa-Bali?periode Maret-April 2020 mengalami penurunan hingga 9,55%. Hal ini karena pembatasan dala


PLN - JAKARTA. Kondisi sistem kelistrikan di regional Sulawesi pada periode Idul Fitri 1441 H secara umum dalam kondisi normal. Hal tersebut dilaporkan PT PLN (Persero) kepada Direktur Pembinaan Program Ditjen Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu, Senin (25/5/2020), melalui video conference.

Kegiatan ini sebagai bagian dari agenda Posko Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Idul Fitri 1441 H.

"Sifatnya monitoring di lebaran ini, ada empat kali untuk mengecek kesiapan kelistrikan. Informasi awal dari tahun ke tahun turun 30%, pasti berkurang, apalagi dengan adanya Covid-19 ini. Namun karena memang fungsi pemerintah mengecek monitoring apakah selama ini ada gangguan atau tidak, dan seperti apa treatment pembangkit kita di daerah Sulawesi," ujar Jisman dalam keterangan resminya, Senin (25/5).

Baca Juga: Pekerjakan karyawan menjelang new normal, wajib ikuti Keputusan Menteri Kesehatan ini

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Syamsul Huda mengatakan, secara umum di Sulawesi terdapat dua sistem besar, yaitu sistem Sulawesi Utara Gorontali (Sulutgo) dan sistem Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).

Sulutgo mempunyai daya mampu sebesar 604 mw, beban puncak 420.2 mw, cadangan 184,25 sebesar 30,58%. Sedangkan Sulbagsel daya mampu sebesar 2293 MW, beban puncak 1411,2 MW, cadangan 696,22 MW sebesar 33,04%. Dua sistem tersebut terpisah.

Sementara itu, General Manager Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi Suroso Isnandar menyatakan bahwa sistem selatan dan sistem utara kecukupan dayanya mencukupi, kemudian pelayanan selama hari raya lebaran kemarin tidak ada gangguan.

"Satu hal yang perlu dicatat, biasanya pada hari raya Idul Fitri adalah beban terendah, namun kalau dirunut waktu dari 2017-2020, 2020 beban merupakan beban tertinggi, artinya di tengah pandemi ini, tumbuh beban di Sulawesi. Hal ini sangat menggembirakan bahwa di tengah kesulitan ini, geliat pertumbuhan ekonomi terlihat, karena yang merasakan pertumbuhan ekonomi langsung adalah kelistrikan," ujar Suroso.

Baca Juga: Ini jadwal operasional beberapa bank di libur kedua Lebaran

Ia menambahkan secara umum, sistem interkoneksi baik utara maupun selatan kecukupan dayanya mencukupi dan tidak ada gangguan.

"Beberapa operasi khusus kita terapkan yang mengutamakan keandalan sehingga pembangunan intermitten kita batasi 30 MW di selatan, dan di utara sesuai dengan pola beban yang ada," sebut Suroso.

Secara umum, Jisman Hutajulu menyatakan bahwa kondisi kelistrikan pada Regional Sulawesi pada periode 17-23 Mei 2020 secara umum dalam kondisi aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru