Sudah terapkan PKM, Walikota Semarang yakin daerahnya tak kesulitan dengan new normal

Kamis, 04 Juni 2020 | 15:39 WIB   Reporter: Ratih Waseso
Sudah terapkan PKM, Walikota Semarang yakin daerahnya tak kesulitan dengan new normal

ILUSTRASI. Walikota Semarang Hendar Prihadi


NEW NORMAL -  JAKARTA. Walikota Semarang Hendrar Prihadi yakin rencana pemerintah untuk menerapkan kenormalan baru (new normal) tak akan membuat warganya kesulitan. Sebab, Kota Semarang sendiri sejak awal sudah menerapkan PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

PKM ini berbeda dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membatasi secara keseluruhan aktivitas sosial masyarakat secara besar. Hendrar menambahkan ada tim patroli yang dibentuk Pemkot Semarang guna memberikan sosialisasi dan pengawasan akan pelaksanaan PKM di Kota Semarang secara masif.

Ada tiga orang tim patroli PKM setiap kelurahan, dan tiga orang ditingkat kecamatan yang ada di Semarang. Serta tim patroli besar tingkat Kota Semarang yang terdiri dari TNI, Polri, dan Pemkot Semarang.

Baca Juga: DKI Jakarta masuki masa transisi, ini protokol yang harus dipatuhi

"Semarang ini kota yang orientasinya adalah perdagangan dan jasa yang difokuskan ke pariwisata maka berbeda dengan kota-kota besar lain. Di saat kota-kota besar lain memberlakukan PSBB, kami hari ini memakai format di jalan tengah itu hasil diskusi dari seluruh stakeholder dan komunitas di Kota Semarang, kami mengambil jalan tengah yaitu itu PKM," jelas Hendi saat diskusi virtal di BNPB pada Kamis (4/6).

PKM sendiri, kata Hendrar, melakukan pembatasan dari kegiatan sosial, budaya dan ekonomi yang ada di Semarang.

Pada kawasan industri ada aturan dimana pembatasan dari sisi kehadiran karyawan, pemberlakuan jaga jarak dan SOP kesehatan.

"Hari ini, di Semarang pabrik masih bisa jalan kita punya 9 Kawasan Industri hanya untuk itu kita sudah tekan kan kepada mereka tolong karyawan mereka dibatasi. Misal biasanya 400, kita minta untuk jaga jarak walaupun harus berkurang pegawainya bisa dikondisikan dengan shift berikutnya," imbuhnya.

Begitu pula kegiatan ekonomi seperti perdagangan yang tak luput dari PKM. Seperti pembatasan jam buka restoran atau tempat makan sampai jam 20.00 WIB, kapasitas, dan tentu penerapan SOP kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19 seperti penyediaan wastafel di pintu masuk, pengecekan suhu dan penggunaan masker. Aturan tersebut juga dilakukan bagi para pedagang PKL di Kota Semarang.

"Meski ekonomi berjalan lambat tapi mereka masih bisa melakukan aktivitas kerja karena cukup banyak yang punya tabungan selama masa pandemi ini, tapi masih banyak juga kok yang warga kami untuk makan saja mereka harus bekerja hari ini. Jadi kalau tiba-tiba kita putus PSBB, saya rasa akan timbul kegaduhan yang mengakibatkan potensi kriminalitas meningkat di kota ini," ungkapnya.

Oleh karenanya, Hendrar mengatakan, dalam penerapan new normal, Kota Semarang takkan kesulitan lantaran sebelumnya sudah menjalankan PKM lewat penerpana protokol kesehatan dalam kegiatan sosial, budaya dan ekonomi.

"New Normal atau langkah-langkah ke depan ini kami sudah mulai membiasakan dari awal sudah teredukasi masyarakat bagaimana memutus mata rantai dan bagaimana kemudian tidak terkena virus Covid-19 dimana tim patroli terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan SOP pencegahan," jelas Hendrar.

Baca Juga: Anies siapkan kebijakan rem darurat bila PSBB transisi tak berhasil menekan Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru