Tingkatkan ketahanan pangan, BRG gelar pelatihan kelola lahan tanpa membakar

Rabu, 14 Oktober 2020 | 13:55 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
Tingkatkan ketahanan pangan, BRG gelar pelatihan kelola lahan tanpa membakar

ILUSTRASI. Jaga ketahanan pangan, BRG dorong penanaman sagu seluas 100 hektar di lahan gambut.


LAHAN GAMBUT - JAKARTA. Badan Restorasi Gambut (BRG) menggelar pelatihan Sekolah Lapang Petani Gambut di Kampung Jaya Makmur, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua. Gelaran pelatihan yang diadakan sejak 13 hingga 16 Oktober 2020 ini bagian dari  kerja sama dengan Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah.

Salah satu materi utama dalam pelatihan ini yaitu pengelolaan lahan gambut tanpa bakar. Teknik mengolah lahan tanpa bakar merupakan bagian dari pemanfaatan lahan gambut secara bijak. Selain tanaman seperti padi, talas dan sagu, masyarakat yang umumnya pendatang ini juga mengembangkan pertanian hortikultura, peternakan, dan perikanan.

Kasubpokja Edukasi, Sosialisasi, dan Pelatihan BRG, Deasy Efnidawesty mengatakan, pelatihan ini untuk mengajak petani menjawab persoalan yang mereka hadapi. "Tujuan kita adalah, pertama dapat mengelola alam dengan baik. Gambut tipis dapat dikelola untuk budidaya, namun tetap harus hati-hati. Yang kedua, tujuan pemanfaatan untuk peningkatan ekonomi," kata Deasy dalam keterangannya, Rabu (14/10).

Baca Juga: Pembinaan intensif terhadap petani sawit swadaya menjadi tanggungjawab semua pihak

Deasy mengatakan, pengelolaan lahan gambut tanpa bakar merupakan cara terbaik untuk mengelola lahan gambut. Sebab, sebagai bahan yang terbentuk secara alami, gambut harus terjaga kelembapannya. "Peserta juga diharapkan lebih memahami regulasi dan pengelolaan ekosistem gambut dengan teknik budidaya pertanian yang adaptif dan ramah lingkungan," ucap dia.

Sementara itu, Plt Kepala Kampung Jaya Makmur, Datir, berharap pelatihan ini dapat memberi pengetahuan dan ilmu baru bagi masyarakat desanya. Dengan begitu, lahan gambut yang ada di desanya bisa diolah sesuai dengan ketentuan dan tanpa merusaknya.

"Dalam pelatihan tiga hari ini nantinya bisa disosialisasikan oleh bapak ibu yang mengikuti pelatihan. Supaya lahan gambut di Kabupaten Merauke bisa bermanfaat atau berproduksi dengan baik," ucap Datir.

Kepala Distrik Kurik, Prasetyo Adi Cahyo punya pendapat serupa. Dia berharap pelatihan ini bisa membuat masyarakat dapat mengoptimalkan lahan yang tak tergarap."Bagaimana caranya ke depan bapak ibu sekalian bisa atau mampu atau mengolah lahan gambut ini, jangan sampai dibiarkan," ucap Adi.

Baca Juga: Anak usaha Japfa (JPFA) menyetor Rp 9,8 miliar pada perusahaan patungan indukan udang

Adi mengatakan, di wilayahnya ada  lahan gambut. Pemanfaatan lahan gambut diharapkan bisa mengatasi kemungkinan masalah kebakaran lahan dan peningkatan ekonomi. "Pemerintah hanya memberikan stimulus di awal saja. Selanjutnya tinggal masyarakat yang harus mengambil peluang untuk mengembangkannya," ucap dia.

 

Selanjutnya: Mondelez membangun pusat penelitian kakao senilai US$13 juta

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru