Wagub DKI: Penularan Covid-19 masih tinggi di Jakarta karena pusat interaksi

Selasa, 09 Februari 2021 | 06:03 WIB Sumber: Kompas.com
Wagub DKI: Penularan Covid-19 masih tinggi di Jakarta karena pusat interaksi

ILUSTRASI. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penularan Covid-19 di DKI Jakarta masih tinggi karena Ibu Kota merupakan pusat interaksi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.


VIRUS CORONA - JAKARTA. Penularan Covid-19 di DKI Jakarta masih tinggi karena Ibu Kota merupakan pusat interaksi. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

"Pertanyaannya kenapa masih tinggi? Karena Jakarta sebagai Ibu Kota ini adalah pusat interaksi," ujar Riza dalam keterangan suara, Senin (8/2/2021). 

Riza menjelaskan, Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat interaksi tertinggi di Indonesia. Tidak heran, lanjut Riza, banyak warga Indonesia yang melakukan aktivitas keluar masuk Jakarta beberapa waktu. Termasuk untuk mereka yang beraktivitas dari luar negeri ke dalam negeri. 

"Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat perdagangan, semua di Jakarta. Sehingga kalau interaksi tinggi maka potensi kerumunan tinggi, maka potensi penyebaran juga tinggi," kata Riza. 

Baca Juga: Simak pembagian zonasi di PPKM Mikro 9 hingga 22 Februari 2021

Selain itu, lanjut Riza, Pemprov DKI Jakarta juga terus meningkatkan 3T, yaitu Tracing, Testing dan Treatment. Dengan banyaknya tingkat testing dan tracing, maka akan semakin banyak kasus yang ditemukan di DKI Jakarta. 

"Di antaranya adalah testing karena testingnya tinggi. Kalau Covid-19 ada yang memang kelihatan," tutur Riza. 

Namun hal tersebut merupakan bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19 yang lebih masif lagi sehingga peningkatan testing dan tracing memang perlu dilakukan. 

Baca Juga: Indonesia catat 8.242 kasus baru virus corona, angka terendah dalam sebulan terakhir

"Jadi cara kami adalah bagaimana mempercepat identifikasi masalah dengan cara testing sehingga kita cepat melakukan langkah-langkah pencegahan," kata Riza.

Data terbaru yang disampaikan pemerintah Senin kemarin, ada penambahan 3.144 kasus baru di Jakarta. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru