Wuih! Kabupaten ini berhasil raih zero Covid-19, apa rahasianya?

Jumat, 16 Oktober 2020 | 05:01 WIB   Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie
Wuih! Kabupaten ini berhasil raih zero Covid-19, apa rahasianya?

ILUSTRASI. Sejak Maret hingga Mei, Kabupaten Sitaro menuai prestasi sebagai daerah dengan ?Zero Covid-19?..


VIRUS CORONA - JAKARTA. Prestasi membanggakan di sektor kesehatan berhasil diraih Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). Betapa tidak. Sejak Maret hingga Mei, Kabupaten yang namanya mengambil dari tiga kepulauan yaitu Siau, Tagulandang, dan Biaro ini menuai prestasi sebagai daerah dengan “Zero Covid-19”.

Melansir situs resmi Satgas Penanganan Covid-19, penegakkan protokol kesehatan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat, pemuka adat, dan tokoh agama menjadi kunci kabupaten ini dalam menekan penyebaran Covid-19.

Menurut Bupati Kepulauan Sitaro Evangelian Sasingen, torehan itu yang membuat Sitaro menjadi salah satu kabupaten yang mendapatkan penghargaan tinggi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Selasa (13/10) lalu.

Bupati Eva, panggilan akrab Evangelian Sasingen, mengatakan sebelum pemerintah mengumumkan secara resmi Covid-19, dirinya sudah menginformasikan kepada seluruh warga di sana untuk memperketat pengawasan di sepuluh pintu masuk pulau. 

Baca Juga: Satgas Covid-19: Vaksin dijamin aman, alokasi prioritas vaksin masih finalisasi

"Di setiap pintu ada pemeriksaan ketat. Awal-awal kami tidak menggunakan pelindung karena belum ada APD. Kami gunakan jas hujan sebagai pengganti," ujar Bupati Eva, dalam talkshow "Zero Covid-19: Penerima Penghargaan BNPB" di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Kamis (15/10) pagi.
  
Bupati Eva menjelaskan, kasus Covid-19 sempat muncul di akhir Mei dan Juni dari satu klaster pasar. Saat itu, dirinya memutuskan menutup pasar untuk dilakukan sterilisasi. 

Baca Juga: Salip Filipina, Indonesia jadi negara dengan kasus corona tertinggi di Asia Tenggara

Untuk pasien positif langsung di-tracing sampai satu kelurahan. Begitu hasilnya reaktif mereka langsung ditampung di rumah singgah. 

Selain membangun rumah singgah, Bupati Eva menambahkan, pihaknya membentuk tim Gugus Tugas dari tingkat kecamatan, kelurahan, desa, sampai kampung. Tim gugus tugas ini memantu seluruh tamu yang masuk secara ketat dan dipantau sebelum beraktivitas di wilayahnya. 

"Kami bangun rumah singgah di kabupaten, kecamatan, hingga desa semua ada. Setiap orang masuk harus diisolasi 2 minggu sebelum ke tempat tujuan," ujarnya. 

Tokoh adat Kabupaten Kepulauan Sitaro Erland Jaya Salindeho mengatakan kerjasama masyarakat, budaya, dan pemerintah daerah sangat maksimal. 

Hanya saja tantangan yang dihadapi adalah sumber daya manusia di kampung-kampung terpencil. Namun semua itu teratasi dengan membentuk lembaga adat. 

"Pembentukan lembaga adat itu memberi hasil positif untuk mengedukasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan penanganan bencana alam," ungkap Bupati Eva.

 

Selanjutnya: Vaksin corona sudah siap? Yuk mengenal apa itu vaksin corona dan manfaatnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru