Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi di Jakarta, tapi antisipasi sangat minim

Rabu, 22 September 2021 | 07:10 WIB Sumber: Kompas.com
Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi di Jakarta, tapi antisipasi sangat minim

ILUSTRASI. Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi di Jakarta, tapi antisipasi sangat minim


COVID-19 - Jakarta. Covid-19 gelombang ketiga mengancam Indonesia. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun menyadari potensi terjadinya Covid-19 gelombang ketiga. Namun, antisipasi untuk mencegah Covid-19 gelombang ketiga minim.

Potensi Covid-19 gelombang ketiga terjadi karena kemunculan virus corona varian baru seperti Delta. Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan melaporkan penambahan 6 kasus positif virus corona varian baru di DKI Jakarta pada 18 September 2021.

Dengan tambahan itu, maka total kasus positif virus corona varian baru di wilayah DKI Jakarta saat ini mencapai 880 orang.  Dari jumlah tersebut, varian Delta paling mendominasi sebanyak 831 kasus, disusul varian Alpha 37 kasus dan varian Beta 12 kasus. 

Sebelumnya, pada 11 September 2021, total kasus positif virus corona varian baru di Ibu Kota RI mencapai 874 orang.  Saat itu, varian Delta juga yang paling mendominasi sebanyak 825 kasus, disusul varian Alpha 37 kasus dan varian Beta 12 kasus. 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyadari akan potensi datangnya Covid-19 gelombang ketiga pasca dilonggarkannya aturan pembatasan kegiatan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Selasa (21/9/2021).

“Memang kita harus hati-hati (akan datangnya gelombang ketiga Covid-19). Kasus kita pernah turun lalu naik lagi, sekarang turun lagi, sekarang mulai ada pelonggaran,” ujarnya di Balai Kota.

Baca juga: Pandemi Covid-19 gelombang ketiga mengancam Indonesia, diprediksi terjadi Desember

Hanya saja, Pemprov DKI tampak tidak melakukan antisipasi nyata dalam meminimalisir potensi datangnya Covid-19 gelombang ketiga ini. Faktanya, sejumlah aturan pembatasan kegiatan masyarakat kembali dilonggarkan.

Tempat-tempat publik, seperti mal dan kawasan wisata, kembali diizinkan beroperasi dan menerima pengunjung. Tidak tertutup kemungkinan terjadi keramaian dan penumpukan pengunjung di tempat-tempat tersebut.

Misalnya, pada akhir pekan lalu, pengunjung mulai memadati kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII). "Sabtu kemarin itu pengunjung 4.000, kemudian 7.000 itu di hari minggu-minggu lalu," ujar Kepala Humas TMII Adi Widodo, Minggu (19/9/2021).

Adi mengatakan, angka tersebut berbanding jauh dengan rata-rata pengunjung pada hari Senin hingga Jumat, yakni 500 orang per hari.

Prediksi Covid-19 gelombang ketiga di Desember

Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Griffith Dicky budiman memprediksi, gelombang ketiga pandemi Covid-19 kemungkinan terjadi Desember 2021. "Dulu saya memprediksi Oktober, tapi berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember," ujar Dicky.

Dicky menyebut, perubahan prediksi terjadinya Covid-19 gelombang ketiga karena adanya intervensi yang dilakukan seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang. Menurut dia, aturan pembatasan kegiatan dari pemerintah akan memperkecil potensi gelombang ketiga Covid-19.

Jika aturan tersebut dilonggarkan, maka potensi Covid-19 gelombang ketiga itu akan semakin besar. "Semakin kita konsisten, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil,” ujar dia.

Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi kapan saja. Namun, Covid-19 gelombang ketiga bisa dicegah dengan menjalankan protokol kesehatan secara disiplin serta memperbanyak jumlah penerima vaksin Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemprov DKI Akui Akan Ada Gelombang Covid-19 Ketiga, tapi Aturan Tetap Dilonggarkan",

Penulis : Ivany Atina Arbi
Editor : Ivany Atina Arbi

Selanjutnya: Indonesia diperkirakan terkena Covid-19 gelombang 3 pada Desember, ini penyebabnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru