PII dorong insinyur kawal pandemi menjadi endemi

Senin, 27 September 2021 | 12:24 WIB   Reporter: Dikky Setiawan
PII dorong insinyur kawal pandemi menjadi endemi

ILUSTRASI. Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto berbincang bersama Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional Ilham Akbar Habibie, pada acara pembukaan Rapimnas PII di Aula Politeknik Batam, Batam Centre, Jumat (24/9/2021).


COVID-19 -JAKARTA-Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat menggelar seminar nasional dengan tema 'Peran Insinyur Untuk Menggerakkan Ekonomi dan Membangun Sistem Kesehatan Masyarakat,' di aula Politeknik Negeri Batam, Jumat (24/9).

Seminar yang digelar secara daring dan luring itu, merupakan rangkaian kegiatan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PII Tahun 2021, yang digelar selama tiga hari di Batam.

Heru Dewanto, Ketua Umum PII Pusat dalam seminar tersebut menyampaikan, kegiatan itu salah satunya ditujukan untuk mempersiapkan para insinyur pada saat pandemi Covid-19 menuju endemi, di mana Covid-19 tingkat penyebarannya sudah terisolir hanya di daerah-daerah tertentu. 

"Endemi ini juga, kita harus berhati-hati. Kenapa? Karena endemi untuk Covid-19 ini mungkin bisa berbeda dengan endemi demam berdarah misalnya penanganannya. Endemi Covid-19 disalurkan lewat manusia, sehingga ada kekhawatiran muncul yang namanya hyper endemi misalnya," ujar Heru dalam keterangan resminya, Senin (27/9). 

Baca Juga: PII Bersama Kampus ITI gelar vaksinasi covid-19 untuk masyarakat

Permasalahan Covid-19, bukan hanya urusan para tenaga medis. Menurut Heru, para insinyur juga punya andil untuk berpartisipasi, yakni dengan membantu para dokter dengan menciptakan teknologi baru di bidang kesehatan. Untuk itu, PII terus melakukan komunikasi dengan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan. 

"Selama ini kelihatannya urusan kesehatan kan murni urusan dokter saja. Padahal, kita tahu di balik dokter itu ada teknologi. Dokter selama ini bekerja, semua menggunakan teknologi. Teknologi kesehatan itu sumbernya berasal dari para insinyur," imbuh Heru. 

Di luar negeri, lanjut dia, hal tersebut sudah umum terjadi. Tapi di Indonesia melibatkan pemikiran para insinyur di dunia kesehatan adalah sesuatu yang masih jarang terjadi.

Karena itu, PII mengajak para insinyur untuk bersama-sama menjadi pilar ketahanan kesehatan nasional bersama dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya. 

Baca Juga: Pendapatan Holding BUMN Farmasi melesat 164% pada semester I-2021

Tentu, menurut Heru, para insinyur harus mendalami betul dunia kesehatan. Misalnya, apa saja yang dibutuhkan oleh dunia kesehatan.

"Karena itulah kami berkomunikasi dengan asosiasi kesehatan, produsen alat kesehatan, industri kesehatan dan lain sebagainya, untuk memahami apa kebutuhan dan syarat-syarat di dunia kesehatan," katanya.

Heru menambahkan, setelah para insinyur sukses membantu dunia kesehatan melalui teknologi baru, tahapan berikutnya adalah menjodohkan teknologi tersebut dengan industri, sehingga teknologi baru di bidang kesehatan itu bisa membantu perindustrian alat-alat kesehatan dalam negeri.

Pada seminar tersebut, hadir sebagai pembicara antara lain adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Kesehatan Budi Sadikin, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid.

Selain itu, hadir pula Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS), Ilham Habibie, Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono, Rektor Universitas Padjajaran, Rina Indiastuti dan Sekjend Gakeslab, Randy H Teguh.

Selanjutnya: Waspada Covid-19 gelombang ketiga, infeksi virus corona akibat varian baru bertambah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan

Terbaru