Sanksi denda progresif pelanggar protokol kesehatan di DKI Jakarta dihapus

Kamis, 21 Januari 2021 | 07:24 WIB Sumber: Kompas.com
Sanksi denda progresif pelanggar protokol kesehatan di DKI Jakarta dihapus

ILUSTRASI. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan sanksi denda progresif bagi pelanggar protokol kesehatan di Jakarta dihapus. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.


VIRUS CORONA - JAKARTA. Sanksi denda progresif bagi pelanggar protokol kesehatan di Jakarta dihapus. Hal tesebut dikonfirmasi oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

Penghapusan denda progresif seiring dengan mulai berlakunya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penanggulangan COVID-19. Riza menyatakan bahwa penghapusan tersebut dimaksudkan agar aturan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) memiliki keselarasan dengan Perda yang ada dan berlaku. 

"Jadi denda progresif itu di Pergub 79 kenapa dihapuskan? Karena kita keluarkan Pergub Nomor 3 tahun 2021 tentang peraturan pelaksanaan Perda Nomor 2 Tahun 2020. Jadi jangan sampai Pergub membuat kebijakan melebihi daripada Perda. Karena di Perdanya tidak ada progresif, jadi kita juga tidak ada progresif," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Rabu (20/1/2021), seperti dikutip Antara. 

Denda progresif bagi pelanggar protokol kesehatan itu, tertera di dalam Pergub Nomor 101 tentang perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019. 

Baca Juga: Anies serahkan koordinasi penanganan Covid-19 ke pusat, ini penjelasan Kemenkes

Menurut Riza, dihapusnya sanksi progresif bagi pelanggar protokol kesehatan di Jakarta, karena dalam Perda Nomor 2 Tahun 2020 mengenai penanggulangan COVID-19, tidak mencantumkan denda progresif. Namun, lanjut Riza, tidak berarti masyarakat bisa untuk tidak disiplin. 

"Karenanya ke depan kita akan terus berupaya agar kedisiplinan, ketaatan, kepatuhan masyarakat itu bukan karena peraturan, aparat, atau beratnya sanksi, tapi kami ingin lebih mengajak masyarakat agar kepatuhan dan ketaatan lebih kepada kebutuhan, itu yang kita dorong," ujarnya. 

Baca Juga: ​PSBB ketat DKI Jakarta masih berlaku, 8 sektor esensial ini bisa beroperasi penuh

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru