Akademisi: Perlu keterlibatan investor untuk mengolah sampah

Senin, 16 Juli 2018 | 14:39 WIB   Reporter: Dityasa H Forddanta
Akademisi: Perlu keterlibatan investor untuk mengolah sampah

ILUSTRASI. TPST Bantar Gebang


POLEMIK SAMPAH DKI - JAKARTA - Persoalan sampah DKI Jakarta mendapat sorotan. Pasalnya, jumlah sampah begitu banyak mencapai 8.000 ton per hari. Pemerintah menilai perlu ada penambahan fasilitas pengolahan sampah dalam kota agar persoalan tersebut teratasi.

Sejatinya, hal itu bisa menjadi peluang. Tentu, jika tahu bagaimana cara mengolahnya. "Sekarang, sudah ada teknologi yang bisa mengubah sampah jadi pupuk atau sumber listrik," ujar dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ahmad Ma'ruf dalam siaran persnya, Senin (16/7).

Pemerintah tidak harus bekerja sendiri dalam menangani sampah Ibu Kota. Pemerintah dapat melibatkan investor, sehingga beban APBD yang selama ini dialokasikan untuk mengolah sampah dapat berkurang. 

Keuntungan lain dari melibatkan investor untuk mengolah sampah DKI Jakarta adalah penyerapan tenaga kerja. Namun dia menggarisbawahi, investor harus memperkerjakan masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari sampah.

"Masyarakat yang selama ini mencari nafkah dari sampah, seperti di Bantargebang, itu harus dipekerjakan. Karena walau menggunakan teknologi dalam pengolahan sampah, tetap butuh pekerja kasar misal untuk memilah sampah," terangnya.

Keutungan lainnya tentu ada dana CSR, yang dapat digunakan untuk masyarakat sekitar kawasan pengolahan sampah. Jadi agar masyarakat di sana tidak cuma mendapat lalat dan bau, tapi dapat hal yang positif juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru