Begini jurus Gubernur Ganjar menahan gelombang PHK di Jawa Tengah

Rabu, 08 April 2020 | 17:36 WIB   Reporter: Andy Dwijayanto
Begini jurus Gubernur Ganjar menahan gelombang PHK di Jawa Tengah

ILUSTRASI. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimoen (kanan) dan Kepala Dinas Kesehatan, Yulianto Prabowo (kiri) mengumumkan satu pasien baru positif corona di Kota Semarang dan satu PDP meninggal di Moewardi. Sampai dengan 6


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA. Sampai dengan 6 April 2020, di Jawa Tengah terdapat 191 perusahaan yang terdampak Covid-19. Jumlah pekerja terdampak sebanyak 148.781 orang dengan jumlah pekerja yang dirumahkan dan di PHK sebanyak 24.240 tenaga kerja.

Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah menyebutkan bahwa saat ini pihaknya berupaya untuk bisa menahan gelombang PHK di wilayahnya. Oleh karena itu, pihaknya melakukan pertemuan dengan pengusaha, buruh hingga BPJS Ketenagakerjaan untuk mencari titik temu agar semua pihak bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Penundaan proyek akibat wabah virus corona menggerus bisnis material bangunan

Pengusaha dari Kadin Jawa Tengah telah menyampaikan bahwa meminta bantuan terkait dengan insentif karena mengalami kesulitan dari sisi proses produksi, bahan baku, penjualan dan lainnya. Belum lagi adanya beban listrik yang berat dan masih perlu melakukan pembayaran gaji bagi karyawannya.

“Prinsipnya bagaimana tidak ada PHK, kedua setelah tidak ada PHK ya semua pihak harus paham kondisi masing-masing perusahaan terutama pengusaha dan buruh. Ini kami jadi penengah, karena ini kan sakitnya bersama-sama,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/4)

Pihak pengusaha dan buruh menyepakati berkaitan dengan hak masing-masing, dan pemerintah juga menengahi dan memberi insentif agar dunia usaha tidak kolaps. Misal berkaitan dengan pengurangan jam kerja, pemangkasan gaji yang rasional, insentif listrik dan lainnya sehingga di tengah pandemi ini masih ada harapan untuk sama-sama bertahan.

Tidak hanya itu, pihaknya juga membahas mengenai THR lebaran, misalnya untuk perusahaan-perusahaan yang secara cash flow tidak mampu membayar. Sebaiknya berbicara transparan kepada buruh atau secara konseptual mencari bentuk-bentuk lain misalnya membayarkan THR dua kali bila situasi kembali berjalan normal dan lainnya.

Baca Juga: Tiga daerah Papua dan kota satelit Jakarta ajukan PSBB

Selain itu, banyak perusahaan di Jawa Tengah juga mulai melakukan utilisasi produksi mengikuti demand yang ada. Misalnya, banyak perusahaan yang mengalihkan produksi garmen untuk membuat APD dan masker yang kebutuhannya tinggi baik di domestik maupun internasional.

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru