LRT Sentani-Jayapura bakal serap 444 tenaga kerja

Jumat, 09 Desember 2016 | 21:25 WIB Sumber: Kompas.com
LRT Sentani-Jayapura bakal serap 444 tenaga kerja


JAYAPURA. Moda transportasi kereta api ringan atau disebut light rail transit (LRT) yang menghubungkan Bandar Udara Sentani-Stadion Mandala di Kota Jayapura tak hanya sebagai solusi atas kemacetan yang terjadi di dua wilayah itu. Fasilitas yang ditunjang dengan panjang rel sekitar 37 kilometer ini akan membuka ratusan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Papua (BP2KP) Laduani Ladamay di Jayapura, Jumat (9/12/2016). Laduani mengatakan, sudah menghitung jumlah tenaga kerja yang mengelola fasilitas tersebut.

Untuk satu kilometer rel kereta api saja dibutuhkan sebanyak 12 orang tenaga. Total sekitar 444 tenaga yang meliputi masinis, tenaga khusus perbengkelan, sinyal, dan lainnya.

“Dinas Perhubungan Provinsi Papua yang akan berwenang untuk penyediaan sumber daya manusia khusus untuk LRT Sentani-Stadion Mandala,” kata Laduani.

Ia menuturkan, terdapat sembilan stasiun untuk jalur LRT Sentani-Stadion Mandala. Hadirnya stasiun akan memicu kebangkitan ekonomi baru di wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

“Kemungkinan akan hadir banyak usaha jasa di sekitar stasiun. Kami berharap masyarakat tak hanya menjadi penonton namun turut berpartisipasi untuk membuka usaha baru di tempat tersebut,” tutur Laduani.

Jalur rel kereta api pun akan melewati sejumlah wilayah adat. Karena itu, BP2KP sementara berupaya mendapatkan dukungan dari 12 pemlik hak ulayat untuk pembangunan fasilitas tersebut.

“Saat ini kami telah mendapatkan dukungan empat tokoh pemilik hak ulayat. Mereka menyambut baik kehadiran fasilitas ini karena merupakan moda transportasi massal yang efisien dan biayanya murah,” tambah Laduani.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Djuli Mambaya, menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pengembangan SDM Kementerian Perhubungan untuk merekrut sebanyak 10.000 pemuda dari Papua.

“Mereka akan mendapatkan pendidikan sebelum diterjunkan sebagai pegawai di fasilitas-fasilitas transportasi kereta api, udara, dan laut. Masyarakat yang bermukim di sekitar rute kereta api juga akan diberdayakan sebagai tenaga operasional di setiap stasiun,” ujarnya.

Pengamat masalah sosial di Papua dari Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur Jayapura, Theo Kosay, mengatakan, pelibatan masyarakat pemilik hak ulayat sangat penting untuk meyukseskan proses pembangunan fasilitas milik pemerintah di Papua dari tahapan perencanaan hingga pembangunan.

“Selama ini banyak proyek pemerintah seperti perpanjangan landasan pacu Bandara Sentani yang belum terealisasi karena terkendala masalah pembebasan lahan,” ungkapnya.

(Fabio Maria Lopes Costa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru