20.000 Hektar lahan Jabar terancam kekeringan

Rabu, 29 Juli 2015 | 23:10 WIB Sumber: Kompas.com
20.000 Hektar lahan Jabar terancam kekeringan


BANDUNG. Produksi teh dan kopi di Jawa Barat pada tahun ini diperkirakan turun akibat kemarau. Kekeringan terjadi di perkebunan di wilayah Jabar bagian selatan, seperti Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Sukabumi, dan Ciamis. 

Kepala Dinas Perkebunan Jabar Arief Santosa mengatakan, kemarau tahun ini dinilai masih normal untuk sektor perkebunan. Namun, pengaruhnya mulai dirasakan, seperti untuk teh dan kopi.

"Hampir 20.000-an hektar lahan perkebunan mengalami kekeringan. Pengaruhnya produktivitas turun," ujar Arief, Rabu (29/7). 

Arief menjelaskan, pada musim kemarau ini, produktivitas tanaman teh turun 10% dibanding musim hujan, dari sebelumnya 1,5 ton per hektar menjadi 1,2 ton per hektar. Kondisi serupa terjadi pada produksi kopi yang turun 10-15% dari 32.000 ton per tahun menjadi 29.000 ton per tahun. Teh dan kopi, sambung Arief, sangat terpengaruh musim. 

Ia mengaku kesulitan untuk mengantisipasi kekeringan karena tanaman perkebunan biasanya berada di dataran tinggi. Itu pun sangat bergantung pada ketersediaan sumber air. Namun, ia akan berkoordinasi dengan Dinas PSDA Jabar untuk membantu mengalirkan air ke lahan perkebunan, khususnya milik rakyat, karena perkebunan swasta biasanya bisa mengantisipasi kekeringan secara mandiri. 

Saat ini, lanjut Arief, luas lahan kebun rakyat di Jabar mencapai 52.000 hektar, sebagian besar berada di wilayah selatan. Hampir setengah dari angka itu atau 20.000 hektar terkena dampak kekeringan. 

"Kami terus berupaya mengantisipasi dengan cara membuat embung dan pipanisasi. Saat ini ada lebih dari 100 embung di Jabar," tuturnya. 

Arief menilai, kekeringan makin mengancam karena BMKG memperkirakan kemarau akan berlangsung hingga November 2015 atau bergeser dari kondisi normal. 

"Kami khawatir ini akan berdampak pada penyediaan benih dan penanaman benih kopi di tahun depan. Rencananya, tahun ini kami akan bagikan 2 juta benih kopi gratis ke kelompok petani kopi," ujarnya. (Reni Susanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia
Terbaru