JAKARTA. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, upaya penanganan korban gempa di Aceh terus dilakukan.
BNPB mencatat, masih terdapat 3.267 warga Aceh yang mengungsi di penampungan lantaran rumahnya roboh akibat gempa.
Sebanyak 2.154 orang berasal dari Kabupaten Pidie Jaya dan 1.113 orang berasal dari Kabupaten Bireun. Sutopo mengatakan, warga yang mengungsi tersebar di 13 titik di dua kecamatan.
"Kecamatan Meurah dan Kecamatan Meureudu," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jakarta, Kamis (12/8).
Ia menambahkan, hingga saat ini jumlah korban meninggal dunia mencapai 102 jiwa. Sebanyak 85 jenazah diantaranya sudah teridentifikasi. Sementara itu, satu orang masih dinyatakan hilang.
Kemudian mengenai korban luka, kata Sutopo, di Pidie Jaya tercatat sebanyak 128 orang alami luka berat dan sebanyak 489 orang mengalami luka ringan.
Dari jumlah tersebut, 280 orang dirawat di empat Rumah Sakit, yakni RS Sigli, RS Bireun, RS Banda Aceh dan RS Pidie Jaya. Sementara di Bireun, tercatat ada delapan orang luka berat dan 127 orang luka ringan.
Sutopo mengatakan, jumlah korban jiwa diprediksi akan terus meningkat. Sebab, pencarian terhadap korban belum sepenuhnya dilakukan di seluruh titik bangunan yang roboh.
Guna mempercepat proses pencarian, BNPB juga telah menerjunkan tim ahli. Selain itu, juga mengerahkan alat canggih untuk mendeteksi adanya korban di reruntuhan bangunan.
"BNPB menurunkan Collapse Building (tim ahli) yang profesional, dan berpengalaman pengalaman. Kami juga menggunakan peralatan life detector untuk melakukan pencarian," ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mencatat telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Rabu, 7 Desember 2016, pukul 05.36 WIB.
Pusat gempa bumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km. (Fachri Fachrudin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News