Jakarta. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI banyak kehilangan pendapatan dari sektor parkir. Pasalnya, parkir liar sejak dulu telah dikuasai oleh oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) maupun oknum aparat.
Oleh karena itu, Ia berencana memasang terminal parkir elektronik (TPE) di hampir seluruh ruas jalan Ibu Kota. "Potensi parkir di Jakarta itu kira-kira Rp 1,8 triliun. Target pemasukan parkir di APBD hanya Rp 26 miliar, jauh banget kan," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (11/8/2015).
Menurut Basuki, sangat mudah menghitung kehilangan pendapatan parkir di DKI Jakarta. Ia mengambil contoh dua wilayah yang sudah dipasang TPE, yakni di Jalan Agus Salim (Sabang), Jakarta Pusat, dan beberapa ruas jalan di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sebelum dipasang TPE, kata Basuki, pendapatan parkir di sana hanya sekitar Rp 500.000 tiap hari. Padahal, mobil serta motor yang parkir di sana selalu ramai.
Setelah dipasang TPE dan masih ada beberapa tukang parkir memungut tarif parkir pengguna jalan, DKI sudah memperoleh pendapatan parkir sekitar Rp 10 juta hingga Rp 12 juta tiap harinya.
Sementara itu, di Kelapa Gading, DKI memperoleh pendapatan parkir hingga Rp 60 juta setelah memasang TPE di beberapa ruas jalan tersebut. Sebelumnya, DKI hanya menerima sekitar Rp 1 juta dari pendapatan parkir di sana setiap harinya.
"Jadi, bayangin saja, ada Rp 1 triliun lebih uang DKI yang hilang, dimakan apa oknum ormas atau oknum aparat. Ini pasti hilang duitnya dan harus dilawan," kata Basuki.
DKI pun telah bekerja sama dengan aparat Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya untuk menindak parkir liar. Pemprov DKI pun akan merekrut juru parkir liar dengan kompensasi dua kali nilai upah minimum provinsi (UMP). Semua ruas jalan Ibu Kota juga akan dipasang TPE.
"Kalau ada oknum enggak terima, merusak fasilitas dan ribut-ribut, langsung tangkapin," kata Basuki. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News