JAKARTA. Wacana moda transportasi bajaj online atau bajaj berbasis aplikasi sudah mencuat sejak beberapa bulan belakangan. Bahkan rencananya, inovasi yang mengadaptasi ojek berbasis aplikasi itu akan mulai diterapkan pada bulan September ini.
Namun menurut pihak Organda yang menjajaki inovasi tersebut, sejumlah kendala masih bersisa untuk dibereskan.
"Nah ini peluncurannya kan rencananya pertengahan bulan ini tetapi karena banyak sekali yang berminat membuat harus diundur. Masih harus dimatangkan," kata Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan pada Kompas.com di Jakarta, Kamis (10/9).
Shafruhan mengungkapkan saat ini persiapan bajaj berbasis aplikasi juga turut dibantu oleh pihak Go-Jek yang terlebih dahulu terjun dalam bidang sejenis.
Pihak Organda dengan tangan terbuka menyambut hal itu. "Memang kita awalnya sudah menyiapkan aplikasi tetapi volumenya banyak, terus si CEO Go-Jek (Nadiem Makarim) sudah ketemu sama saya, dia bilang mau partisipasi bajaj. Buat saya silakan, kita terbuka, baguslah kalau dia mau back up. Semua ini kan tujuannya mendekatkan dan meningkatkan kepada pelayanan transportasi masyarakat," kata Shafruhan.
Menurut dia, inovasi bajaj berbasis aplikasi itu nantinya akan dinamai Go-Jaj. Namun, kata dia, belum ada kepastian waktu untuk peluncuran bajaj berbasis aplikasi itu.
Sebab, sejumlah evaluasi teknis seperti detail kerjasama dengan pihak Nadiem sebagai perusahaan aplikasi juga masih digodok lebih lanjut.
"Kemungkinan nama aplikasinya namanya Go-Bajaj atau Go-Jaj. Tentunya kalau Go-Jaj mau diluncurkan dibutuhkan waktu 1,5 bulan sampai 3 bulan. Makanya kita mau evaluasi lagi juga mau dipersiapkan MoU antara Nadiem dan Organda. MoU itu mengikat pihak Nadiem sebagai perusahaan aplikasi bekerja sama dengan Organda operatornya," kata Shafruhan.
Bajaj mulai meramaikan transportasi Ibu Kota sejak era 70-an dan 80-an. Awalnya kendaraan ini pada masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin diproyeksikan untuk menggantikan becak.
Seiring perkembangan waktu, mesin bajaj yang dulunya kerap berisik sekarang sudah banyak berganti dengan teknologi mesin yang lebih bersahabat dengan telinga. Bahan bakar bajaj pun sekarang lebih ramah lingkungan karena menggunakan bahan bakar gas. (Aldo Fenalosa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News