DENPASAR. Bali meraup devisa sebesar US$ 495,44 juta dari pengapalan berbagai jenis matadagangan ke pasaran luar negeri selama sebelas bulan periode Januari-November 2014. Angka ini naik 1,94% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, US$ 486,02 juta.
"Perolehan devisa tersebut 77,46% di antaranya ditopang oleh pengapalan hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang menonjolkan unsur seni," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (3/1).
Ia mengatakan, khusus untuk bulan November 2014 nilai ekspor itu tercatat US$ 43,73 juta, turun 16,94% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 52,65 juta dolar AS.
Perolehan devisa pada November 2014 juga turun 3,97% jika dibandingkan dengan bulan sama tahun 2013 yang mencapai US$ 45,54 juta.
Panusunan Siregar menambahkan, Bali mengapalkan berbagai jenis komoditas ke pasar luar negeri antara lain tujuan Amerika Serikat yang menyerap 21,16%, Australia 13,66%, Jepang 10,28%, Singapura 9% dan Hong Kong 6,14%.
Lima matadagangan utama yang menembus pasaran mancanegara itu terdiri atas produk ikan dan udang sebesar 19,87%, perhiasan/permata 16,65% serta produk pakaian jadi bukan rajutan 10,52%.
Selain itu juga mengapalkan produk dari bahan baku kayu 19,32% serta produk perabot, penerangan rumah 8,80%.
Panasunan Siregar menambahkan ekspor ke lima negara tersebut jika dibandingkan dengan bulan November 2013, negara tujuan Australia mengalami peningkatan sebesar 30,35%.
Sedangkan tujuan empat negara lainnya yang meliputi Amerika Serikat menurun 4,67%, Jepang 15,61%, Singapura 9,09% dan Hong Kong 7,09%.
Sementara jika dibandingkan dengan keadaan bulan Oktober 2014, menunjukkan bahwa negara Australia juga mengalami peningkatan sebesar 14,80%, sedangkan Amerika Serikat menurun 19,58%, Jepang 10,90%, Singapura 19,06% dan Hong Kong 8,58%, ujar Panasunan Siregar. (Ridwan Ch)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News