BANDUNG. Kota Bandung, Jawa Barat, ditargetkan menjadi salah satu kota percontohan aman berlalu lintas oleh Bloomberg Foundation. Kota Bandung bersanding dengan 9 kota besar di belahan dunia lainnya yakni Accra (Ghana), Addis Ababa (Ethiopia), Bangkok (Thailand), Bogota (Kolombia), Fortaleza (Brasil) Ho Chi Minh (Vietnam), Mumbai (India), Sao Paulo (Brasil) dan Shanghai (Tiongkok).
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengapresiasi hal tersebut. Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, Bloomberg Foundation akan memberikan sejumlah dana untuk Pemkot Bandung membuat program-program bersama pihak kepolisian dalam rangka mewujudkan Kota aman berlalu lintas.
"Alhamdulillah, Kota Bandung terpilih menjadi salah satu kota teraman berlalu lintas di dunia. Kita mengajukan proposal, Bappeda Kota Bandung paling detail dan lengkap proposalnya," kata Emil seusai acara Bloomberg initiative for global road safety di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Senin (27/4).
Emil menambahkan, terpilihnya Kota Bandung menjadi salah satu kota paling aman berlalu lintas tidak lepas dari peran pihak kepolisian, Polrestabes Bandung.
"Termasuk komitmen dari kepolisian yang paling serius. Jadi nanti ada program lima tahunan yang masuk program pemerintah juga," tandasnya.
Hal utama yang menjadi faktor terpilihnya Bandung menjadi kota teraman berlalu lintas adalah proposal yang diberikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sangat detail sehingga panitia puas dengan pemaparannya.
Setelah tiga bulan, lanjut Emil, Pemkot Bandung akan membuat master plan untuk selanjutnya mendapatkan bantuan dana dari Bloomberg. Proposal yang diberikan, lanjut Emil, bukan program instan melainkan program jangka panjang yang direalisasikan selama lima tahun.
Dalam program jangka pendek, lanjut Emil, pihaknya akan memperbaiki marka jalan, perbaikan infrastruktur, kesiapan teknologi dan beberapa hal lainnya yang bisa menunjang Kota Bandung menjadi kota aman berlalu lintas.
"Kita push marka jalan karena banyak zebra cross, catnya banyak hilang. Itu target tiga bulan ke depan. Kemudian kita kampanye ke sekolah-sekolah dengan Kadisdik karena pemotor enggak pakai helm, bonceng empat itu kebanyakan anak sekolah," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombespol A.R Yoyol mengatakan, kesadaran berlalulintas warga Kota Bandng masihrendah. Salah satunya dilihat dari seringnya pengendara bermotor naik ke trotoar.
Selain itu, pada saat pembuatan SIM masih banyak masyarakat yang kerap mengambil jalan pintas dengan cara menyogok. Bahkan jika sudah berkali-kali dinyatakan tidak lolos ujian membuat SIM.
"Kalau tidak lulus tiga kali dianggap tidak bayar," ucapnya.
Seharusnya, lanjut Yoyol, jika sudah dinyatakan tidak berhak mendapat SIM.
"Jadi jika tidak lolos ujian di satu tempat, banyak yang mencoba di tempat lain," imbuhnya.
Yoyol membenarkan bahwa angka kecelakaan berlalulintas di Kota Bandung cukup tinggi, terutama di saat-saat jam sekolah. Ini mennjkkan, pelanggaran tertinggi dilakukan oleh anak-anak usia sekolah, karena mereka diperbolehkan membawa kendaraan oleh orangtuanya.
"Yang dimaksud kecelakaan bukan yang sampai menimbulkan korban jiwa,tapi kecelakaan seperti keserempet dan lain sebagainya," tambahnya. (Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News