KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya memperkuat posisi Batam sebagai pusat industri, perdagangan, dan investasi internasional mendorong kebutuhan pembangunan infrastruktur darat yang lebih andal dan berkelanjutan.
Konektivitas melalui jalan raya, bandara, dan pelabuhan menjadi fondasi utama pergerakan ekonomi di wilayah tersebut.
Namun karakteristik geologis Batam, termasuk tanah lunak dan kondisi lingkungan pesisir, serta tekanan perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi investasi jangka panjang di sektor konstruksi.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG melihat tantangan itu sebagai peluang untuk menghadirkan inovasi material yang lebih adaptif.
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Hadirkan Solusi Teknologi Beton Berpori, Ini Fungsinya
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, memaparkan bahwa perusahaan terus mengembangkan semen rendah karbon serta solusi konstruksi yang dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem.
Di antaranya adalah semen tipe khusus, teknologi stabilisasi tanah, dan inovasi beton seperti ThruCrete, beton berpori yang membantu mengurangi genangan air, serta SpeedCrete yang memungkinkan perbaikan jalan lebih cepat dan efisien.
“Inovasi ini kami kembangkan untuk menjawab kebutuhan konstruksi di wilayah dengan karakteristik khusus seperti Batam, sehingga infrastruktur dapat lebih tahan lama sekaligus mendukung efisiensi biaya,” kata Reni dalam siaran pers, Kamis (4/12/2025).
Dekarbonisasi menjadi tema besar dalam pengembangan konstruksi nasional. Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII),Ilham Akbar Habibie, menekankan bahwa transisi hijau merupakan bagian dari reindustrialisasi yang regeneratif dan berpusat pada manusia.
Ia menyebut kolaborasi antara pemerintah, ahli konstruksi, akademisi, asosiasi profesi, dan industri diperlukan agar pengembangan infrastruktur Indonesia benar-benar selaras dengan kebutuhan jangka panjang.
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Kantongi Laba Rp 40 Miliar di Semester I-2025
BP Batam, sebagai otoritas pengembangan wilayah, telah menyiapkan peta jalan infrastruktur berkelanjutan yang mencakup mobilitas, drainase hijau berbasis sponge city, terowongan utilitas terpadu, pengolahan sampah, mitigasi bencana, energi terbarukan hingga smart city.
Deputi BP Batam, Mouris Limanto, menyebut seluruh rencana ini diarahkan untuk mendukung visi kawasan ekonomi maju dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
“Pembangunan harus ramah lingkungan, terintegrasi, efisien, dan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus memperkuat daya tarik investasi,” ujarnya.
Komitmen terhadap pembangunan rendah karbon juga ditegaskan oleh Wakil Direktur Utama SIG, Andriano Hosny Panangian. Ia menilai dunia konstruksi tengah bergerak menuju dekarbonisasi, sehingga penggunaan material dan teknologi rendah emisi menjadi keharusan bagi daerah yang ingin tetap kompetitif.
Acara ini dikemas dalam bentuk seminar bertema “Inovasi Material dan Solusi untuk Infrastruktur Batam yang Berkelanjutan” yang digelar SIG bersama BP Batam di Batam, Rabu (3/12).
Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 100 praktisi konstruksi dan menghadirkan sejumlah narasumber dari BP Batam, PII, akademisi, hingga perwakilan kontraktor dan konsultan.
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Perkuat Bisnis Berkelanjutan dengan Inovasi Industri Hijau
Melalui forum ini, SIG berharap muncul ide strategis, peluang kerja sama, serta penguatan komitmen bersama untuk menjadikan Batam sebagai model pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Selanjutnya: OJK Susun POJK Asuransi Kesehatan: Pahami Risk Sharing dan Deductible
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (5/12), Hujan Sangat Lebat Turun di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
- Batam
- Semen Indonesia
- BP Batam
- smart city
- Infrastruktur berkelanjutan
- Indonesia Emas 2045
- Konstruksi Berkelanjutan
- Infrastruktur Batam
- Semen Indonesia (SIG)
- Dekarbonisasi Konstruksi
- Material Rendah Karbon
- ThruCrete
- SpeedCrete
- Inovasi Konstruksi
- Iklim Ekstrem
- Pengembangan Wilayah
- Investasi Batam
- Persatuan Insinyur Indonesia (PII)