Batam. Program Batam Kota Gas terancam gagal.
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja, bilang, hal itu karena kurangnya kepedulian dan antusiasme pemerintah daerah (pemda) dalam menyukseskannya.
Pemerintah mencanangkan Kota Gas di Bali, Tarakan dan Batam.
Namun karena Pemda Batam kurang antusias maka, pemerintah pusat lebih fokus pada Kota Gas di Bali dan Tarakan.
Ditambah Prabumulih, karena pemdanya antusias untuk pengembangan gas.
"Setelah diskusi dengan pimpinan di daerah yang antusias Bali dan Tarakan, Batam mungkin belum menganggap penting," kata Wiratmaja, Jumat (26/2).
Padahal, Ditjen Migas sangat berharap Batam dapat menjadi Kota Gas, mengingat jaringan gas di kota itu sudah sangat baik.
"Kami harapkan di Batam, karena jaringan gas sudah ada. Tapi pemerintah pusat tidak bisa kerja sendiri. Mungkin belum prioritas," kata dia.
Apalagi, kualitas gas di Batam relatif lebih bagus dibanding daerah lain.
Ditjen Migas akan terus mendorong agar Batam menjadi Kota Gas.
Mengenai Bali, Tarakan dan Prabumulih menjadi Kota Gas, ia mengatakan sudah dimulai.
Di Bali saat ini sudah dibangun Bali Clean Energy Center of Excellent, sebagai wadah bagi para peneliti dari berbagai dunia untuk meneliti energi bersih dan terbarukan.
Pemprov Bali memberikan lahan sekira 200 hektare untuk proyek itu.
Pemda Prabumulih juga sangat antusias dengan menyiapkan lahan dan mempermudah perizinan pembangunan infrastruktur gas di daerah itu.
Karena antusiasme itu, maka Kementerian ESDM mengucurkan anggaran lebih dari Rp 500 miliar untuk membangun jaringan gas.
"Pemerintah Tarakan juga antusias, Mulai tahun ini, seluruh kota tarakan gunakan jargas," kata dia.
(Jannatun Naim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News