DKI JAKARTA - JAKARTA. Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta bakal di mulai pada Juni mendatang. Jakarta dinilai membutuhkan figur pemimpin yang lebih kuat mengingat statusnya yang tak lagi menjadi ibu kota.
Nama Jakarta akan berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) pada saat nantinya ibu kota resmi berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, Jakarta masih memainkan peran penting sebagai Ibu Kota hingga IKN diputuskan beroperasi. Menurutnya, posisi Jakarta masih sangat sentral terlebih adanya aglomerasi.
“Sosok-sosok yang diperlukan Jakarta adalah yang tegas tapi memahami bagaimana mengatur Jakarta lebih layak dan nyaman ditinggali warganya. Oleh karena itu perlu ada terobosan-terobosan,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (26/5).
Baca Juga: Ini Deretan Kegiatan Menarik Peringatan HUT Jakarta ke-497
Hendri mengungkapkan, warga Jakarta dinilai sangat rasional di mana bila gubernur tak disukai masyarakat maka akan diganti. Katanya, ini terbukti selama pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta tidak ada gubernur yang menjabat selama dua periode.
“Selama Pilgub langsung dilakukan itu tidak ada inkambent yang dua periode. Jadi itu seriusnya warga Jakarta dalam memilih gubernur,” ungkap dia.
Di sisi lain, Hendri menyebutkan, terdapat beberapa tokoh yang bakal berkompetisi di Pilkada DKI Jakarta antara lain, Budisatrio Djiwandono, Sudirman Said hingga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyatakan, Jakarta bakal menjadi pusat ekonomi dan bisnis global setelah tak lagi menjadi ibu kota. Untuk itu, kata dia, dibutuhkan pemimpin yang memiliki kapabilitas dalam menata dan mengelola Jakarta.
“Jadi orang yang paham betul untuk mengelola DKJ, kedua tentu punya integritas, tidak korupsi, tidak kongkalikong. Berintegritas ini sosok yang amanah, mudah dipercaya, berkompeten mengelola anggaran,” katanya.
Baca Juga: Koridor Timur Jakarta Ini Berpotensi Jadi Kota Metropolitan Baru
Selain itu, perlu memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni sehingga bisa memimpin rakyat dengan baik dan punya hubungan yang bagus dengan para kaum elitis.
“Paling tidak itu yang perlu disiapkan pemimpin jakarta ke depan, tantangannya walaupun tidak jadi Ibu Kota lagi tetap berat, harus dibangun kekuatan personal dan sosial, apalagi DKJ ini ada aglomerasinya,” terang dia.
Lebih lanjut, Ujang menambahkan, persiapan Pilkada Jakarta saat ini tampak dinamis dan progresif. Menurutnya, tokoh-tokoh cagub yang telah masuk perlu dilakukan beberapa pengujian.
“Pertama popularitasnya, elektabilitasnya tinggi atau tidak, aksestabilitas penerimaan publiknya seperti apa,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News