PERDAGANGAN - JAKARTA. Pergerakan pengunjung di Pasar Tanah Abang mulai meningkat setelah TikTok Shop resmi ditutup. Namun, dari segi transaksi, pengelola dan penjual menyebut belum terjadi peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan pantauan oleh KONTAN pada Rabu (18/10), kondisi jalan di area Pasar Jaya dan Pusat Grosir Metro Tanah Abang (PGMTA) Tanah Abang tampak ramai pengunjung. Di dalam area Pasar Jaya misalnya, sebagian blok-blok diisi pengunjung dan sebagian yang lain masih sepi.
Manager Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya, Yamin Pane mengatakan, setelah TikTok Shop ditutup pergerakan pengunjung sudah mulai naik akan tetapi secara transaksi belum ada pengaruh yang signifikan.
Baca Juga: Strategi Setelah Tiktok Shop Tutup
"Kami belum mendeteksi secara detail transaksi yang terjadi saat ini, namun secara pergerakan pengunjung sudah mulai bertambah di jam-jam tertentu seperti pagi sampai siang hari," kata Yamin saat ditemui Kontan.co.id di kantor Pasar Jaya, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10).
Yamin menuturkan, pengunjung yang rame dan belum ada pengaruhnya ke jumlah transaksi lantaran tidak semua pengunjung yang datang ke Pasar Tanah Abang membeli barang. Ada yang baru melihat-lihat terlebih dahulu dan membelinya besok.
"Ya seperti di mal kan enggak semuanya beli barang, ada yang cuma lihat-lihat saja," ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah TikTok Shop ditutup, dari segi jumlah kios yang buka masih sama. Jumlahnya sekitar 80%-82% yang mengisi toko-toko.
Terkait rencana TikTok Shop yang akan buka kembali November mendatang, Yamin tidak mempermasalahkan sebab pemain-pemain di bisnis ini seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, sebelumnya juga sudah beroperasi.
Yamin meniali penyebab Pasar Tanah Abang sepi ini bukan semata-mata karena TikTok Shop. Perubahan cara masyarakat membeli barang dari yang offline ke online, terutama pada saat pandemi Covid-19 turut menjadi penyebab sepinya pasar retail saat ini.
"Daya masyarakat kita memang belum pulih untuk saat ini," ujarnya.
Yamin berharap, Pasar Jaya Tanah Abang bisa kembali ramai baik dari segi pengunjung maupun jumlah transaksi.
Senada, Manajer Humas PD Pasar Jaya, Agus Lamun menuturkan, kondisi Pasar Tanah Abang saat ini sudah mulai ada peningkatan pengunjung setelah TikTok Shop tutup meskipun tidak seramai sebelumnya.
Baca Juga: Pasar Tanah Abang Sepi Tergerus Pasar Digital, Maruf Amin: UMKM Harus Adaptif
Untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan transaksi, Agus menyampaikan pengelola Pasar Jaya berupaya meramaikan dengan cara berkolaborasi bersama mitra perbankan, misalnya September lalu bersama BTN mengadakan Talk Show Festival Tanah Abang.
"Selain itu juga dengan BRI acara belanja untung pedagang untung di Juli lalu, semoga tentu harapan kami Pasar Tanah Abang bisa ramai terus seperti sebelum Covid-19," ujarnya.
Sementara itu, Fina penjual busana perempuan di Toko Raline Mode Blok A lantai SLG mengungkapkan, setelah TikTok Shop tutup belum ada pengaruh signifikan terhadap transaksi yang terjadi di tokonya.
"Hari-hari biasa transaksi maksimal hanya 1jutaan saja, kalau weekend bisa 3jutaan," ujar dia.
Fina telah mencoba untuk berjualan secara online melalui live di MarketPlace, namun hasilnya nihil. "Ya kami tidak dikenal, bukan influencer, jadi ya jualan online juga tidak ada pengaruh," ungkapnya.
Senada, Wandri Falisha penjual pakaian muslim pria di Blok B lantai LG menuturkan, setelah ditutupnya TikTok Shop belum terlihat dampaknya ke penjualan toko. Hanya di akhir pekan saja yang terlihat ada peningkatan apabila dibandingkan hari-hari biasa.
"Sabtu Minggu biasanya sedikit ramai dari hari biasanya. Hari biasa maksimal 1juta 500 ribu, weekend bisa 3 jutaan," tuturnya.
Setali tiga uang, Adi Putra penjual jaket dan kaus di Blok F mengalami hal serupa. Adi menyampaikan, kondisi toko setelah TikTok Shop ditutup belum ada prospek yang menjanjikan, tapi dari segi pengunjung memang sudah mulai ada peningkatan.
"Transaksi kami ya sekitar 1jutaan saja di hari biasa, dan bisa 3jutaan di hari libur (weekend)," tuturnya.
Adi menambahkan, Pasar Tanah Abang yang sepi memang bukan hanya karena TikTok Shop saja. Ada faktor lain seperti El Nino sehingga masyarakat harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan pangannya daripada membeli pakaian.
Baca Juga: Mendag Klaim Pasar Tanah Abang Kembali Ramai Setelah TikTok Shop Ditutup
"Ya kami kan sesama nyari rezeki ya, jadi ya memang saat ini daya beli masyarakat saja yang lagi turun," tutupnya.
Sementara itu, secara terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kondisi Pasar Tanah Abang yang sepi penyebab dari TikTok Shop memang porsinya kecil hanya 5% dari total ritel online, jadi bukan satu-satunya faktor yang membuat pasar grosir seperti Tanah Abang sepi.
Ia bilang faktor yang lebih fundamental yakni adanya pelemahan konsumsi rumah tangga terutama segmen menengah ke bawah.
"Begitu harga beras naik tinggi, masyarakat akan menghemat pengeluaran pembelian pakaian jadi dan alas kaki," kata Bhima saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/10).
Menurut Bhima, banyak masyarakat yang memfokuskan untuk pemenuhan kebutuhan pokok terlebih dahulu. Selain itu, kenaikan harga BBM jenis non subsidi juga menjadi tambahan pengeluaran transportasi sehingga mengurangi alokasi belanja lainnya. Sekarang THR sudah habis pasca lebaran, harga kebutuhan pangan dan BBM naik, banyak yang mulai berhemat juga dan ini sangat rasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News