Bentuk Insan-Insan Pertanian, Polbangtan Kementan Bina Karakter Mahasiswa

Minggu, 07 Agustus 2022 | 14:11 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Bentuk Insan-Insan Pertanian, Polbangtan Kementan Bina Karakter Mahasiswa

ILUSTRASI. Bentuk Insan-Insan Pertanian, Polbangtan Kementan Bina Karakter Mahasiswa


PERTANIAN -  YOGYAKARTA. Masih dalam rangkaian peringatan Dies Natalis IV, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang mengadakan pengajian akbar. 

Mewakili Direktur Polbangtan Yogyakarta Magelang, Koordinator Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni (AAKA), Endra Prasetyanta meminta dengan khusus kepada Ustadz Wijayanto  memberikan ulasan seputar hijrah yang sempurna dan juga etika dalam pergaulan sebagai bekal bagi seluruh civitas akademika.

“Salah satu tugas Polbangtan Yogyakarta Magelang adalah membentuk insan-insan pertanian yang menjadi harapan bangsa nanti. Oleh karena itu, saya mohon dengan khusus kepada Ustadz Wijayanto untuk dapat memberi tausyiah dan penyegaran agar kami bisa berhijrah dengan lebih baik sesuai dengan tuntunan agama,” ujar Endra dalam siaran pers, Minggu (7/8). 

Baca Juga: Kembangkan Pertanian, Jokowi Berdialog dengan Petani Milenial

Pembinaan karakter yang menjadi salah satu ciri khas dari pendidikan vokasi sebagai  modal penting dalam menciptakan sumberdaya manusia yang unggul, seperti yang diungkapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), menyongsong Indonesia Emas 2045 sebagai 'lumbung pangan dunia'.

Hal ini menuntut tersedianya SDM pertanian Indonesia unggulan yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha. Syarat utamanya memiliki pengetahuan, jejaring, jiwa wirausaha, didukung pembinaan karakter di perguruan tinggi melalui pendidikan vokasi pertanian.

Hal senada dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. Menurutnya ada enam kategori yang harus dipenuhi oleh SDM yaitu pengetahuan, jejaring, jiwa wirausaha, learning ability, softskill dan agama didukung pembinaan karakter di perguruan tinggi.

Dalam tausyiahnya Ustadz Wijayanto mengatakan Nabi telah bersabda bahwa orang yang kenal dengan Tuhan-nya atau dekat dengan sesuatu yang berkaitan dengan agama, diibaratkan seperti orang hidup. Namun sebaliknya, orang yang jauh dan tidak taat agama bagaikan manusia yang sudah mati.

“Tapi orang yang tidak kenal agama seperti orang mati, begitu manusia sudah mati sudah tidak ada harganya lagi. Oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga koneksi kita dengan Tuhan agar senantiasa berharga di hadapan-Nya,” ujar Ustadz Wijayanto.

Baca Juga: Siapkan Pertanian Berkelanjutan, Kementan Dorong Petani Tingkatkan Sekolah Lapang

Masih dalam suasana Tahun Baru Hijriah, Ustad Wijayanto berujar bulan Muharram merupakan salah satu bulan istimewa karena pada bulan ini banyak peristiwa besar. Oleh karena itu bulan istimewa ini merupakan momen yang tepat untuk berhijrah meningkatkan kualitas diri.

Hijrah, lanjut Ustadz Wijayanto, ada dua jenisnya yaitu hijrah makaniyah atau fisik dan hijrah maknawiyah atau hijrah mental. Sementara, untuk dapat berhijrah secara makaniyah ada 3 alasannya, namun untuk hijrah yang bertujuan memperkuat agama setidaknya diperlukan lima perkara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru