Bisa Dicontoh, Sistem TPS3R KUPAS Panggungharjo Efektif Kurangi Volume Sampah di TPA

Senin, 14 Agustus 2023 | 23:50 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
 Bisa Dicontoh, Sistem TPS3R KUPAS Panggungharjo Efektif Kurangi Volume Sampah di TPA

ILUSTRASI. Aqua bermitra dengan dengan TPS3R KUPAS Panggungharjo


SIRKULAR EKONOMI SAMPAH - JAKARTA. Aqua terus melakukan inisiatif dalam meningkatkan kelestarian lingkungan. Inisiatif dilakukan dengan memperbanyak kemitraan dengan perangkat desa di berbagai wilayah dalam melakukan pengelolaan sampah.

Salah satunya, Aqua bermitra dengan Desa Panggungharjo di Yogyakarta dalam menjalankan fasilitas  tempat pengolahan sampah reduce, reuse, and recycle (TPS3R) KUPAS yang telah dibangun sejak tahun 2013. Sisa sampah yang masuk ke shelter TPS3R hanya berupa sampah yang sebelumnya telah dipilah dari rumah tangga dan juga pasokan dari pemulung.

Stakeholder Relation Manager Pabrik Aqua Klaten, Rama Zakaria mengatakan, AQUA sudah mendampingi dua TPS3R  di Yogyakarta saat ini yaitu TPS3R KUPAS di Panggungharjo dan TPS3R GIAAAAAT (Guyub Iku Apik Agawe Ayom Adem Ayem Tentrem) di Minomartani , Ngaglik Sleman.  

Selain itu, Aqua juga melakukan pendampingan pada Collection Center Sentral Busa di Desa Tembi- Bantul. Fasilitas ini mampu mengumpulkan 40 ton botol PET/bulan

"Kami berharap seluruh inisiatif yang kami lakukan dapat menjadi inspirasi untuk dikembangkan di tempat lainnya, karena terbukti berbagai inisiatif yang kami dampingi terbukti mampu dapat mengurangi timbulan sampah di Yogyakarta dan sekitarnya.” kata Rama dalam keterangannya, Senin (14/8). 

Seperti diketahui, Yogyakarta saat ini sedang menghadapi darurat sampah untuk tiga wilayah yaitu Kabupaten Sleman, Kota Jogja dan Kabupaten Bantul. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Piyungan telah mencapai kapasitas maksimalnya, dan sampah sudah mulai menumpuk di berbagai sudut kota.

Baca Juga: Terapkan Ekonomi Sirkular, SIG Manfaatkan 76.000 Ton RDF Jadi Bahan Bakar Alternatif

Rama melihat Desa Panggungharjo saat ini berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Efektifitas TPS3R signifikan karena dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, terutama disaat TPA sudah kelebihan kapasitas. 

Oleh karena itu, pengembangan TPS3R yang dikembangkan di Desa Panggungharjo sebetulnya dapat dijadikan alternatif solusi untuk mengatasi masalah sampah di Yogyakarta, yang dapat direplikasi di daerah lainnya.
 
Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan, pembangunan TPS3R bersama para mitra, telah berhasil mengelola sampah dari 2000 rumah tangga di Panggungharjo. "Sampah yang kami kelola diolah menjadi kompos, pupuk cair dan dipilah menjadi material daur ulang selanjutnya dengan industri daur ulang. Operasional TPS3R kami juga bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi 33 orang." ungkapnya.

Ia bilang, TPS3R KUPAS telah berhasil mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Piyungan sebesar 80%. Menurutnya, jika hal yang sama bisa dikembangkan oleh TPS3R lain maka  akan bisa mengurangi beban TPA secara signifikan.

“Kami bergerak bersama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan beberapa pihak lainnya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah. Kami turut bermitra dengan Danone-AQUA untuk program penguatan kelembagaan, pengembangan pengetahuan tentang persampahan, kami berharap apa yang telah kami lakukan disini dapat menginspirasi daerah lain untuk membuat hal serupa sehingga kita bisa mengurangi timbulan sampah di TPA”, jelas Wahyudi
 
Sejak TPS3R KUPAS berdiri tercatat telah berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, menjaga lingkungan hidup, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Wahyudi menambahkan, penting sekali untuk pengelolaan sampah dimulai dari sumbernya. Semua pihak diharapkan memiliki kesadaran dan berkontribusi untuk mengelola sampahnya. 

“Secara berkala koordinasi kami lakukan dengan DLH Kabupaten maupun Daerah, kami sadar bahwa persampahan adalah tanggung jawab bersama. Kami yakin bahwa dengan kolaborasi yang baik, masalah sampah di Yogyakarta dapat diatasi." pungkas Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk
Terbaru