PEKANBARU. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan jumlah titik panas pagi ini bertahan di Sumatra sebanyak 40 titik dan sebagian besar berada di Provinsi Sumatra Utara.
"Jumlah ini sama kemarin sore dengan kosentrasi di Sumatra Utara," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu (28/9).
Dia menyebut, 30 titik panas terpantau berada di Provinsi Sumatra Utara dengan wilayah terbanyak di Kabupaten Padang Lawas 20 titik atau daerah perbatasan Provinsi Riau. Sedangkan sisa 10 titik panas lagi di Provinsi Sumatra Utara. Rincinya, terdeteksi berada di empat kabupaten yakni Humbang Hasundutan, Karo, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara.
Untuk Provinsi Riau, terdapat tiga titik panas. Di Provinsi Sumatra Barat terpantau dua titik dan provinsi paling Barat di Indonesia yakni Aceh terdeteksi lima titik.
"Semua titik panas tersebut, miliki level confident (tingkat kepercayaan) kebakaran hutan dan lahan di atas 50%sesuai rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional," terangnya.
Slamet menjelaskan, tiga titik panas terdeteksi berada di Provinsi Riau itu, terdapat pada dua kabupaten/kota yakni Dumai dua titik dan Kepulauan Meranti satu titik. "Cuma satu titik api karena miliki level confident di atas 70% atau berpotensi karlahut berada di Dumai," ungkapnya.
Pemerintah Provinsi Riau telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku selama enam bulan atau terhitung mulai awal Juni hingga 30 November 2016. Data terakhir dirilis Satgas menyebut, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah tersebut hampir terjadi secara merata baik di wilayah pesisir maupun daratan.
Tercatat tahun ini dari Januari hingga September, karhutla telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare (ha) dan menetapkan 93 orang tersangka perorangan, termasuk dua korporasi yakni PT WSSI dan PT SSP.
(M. Said)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News