KUPANG. Manajemen Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kupang, Nusa Tenggara Timur, masih menutup pelayanan pelayaran karena cuaca buruk.
Manajemen ASDP memperkirakan penutupan layanan pelayaran dari dan ke berbagai daerah tujuan di Nusa Tenggara Timur bisa saja berlangsung hingga pekan depan (9/6). Hal itu dikatakan General Manajemen PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Arnol Jansen, melalui pesan singkat kepada Antara di Kupang, Kamis.
"Pada pekan depan itu barulah kondisi perairan Kupang-Aimere-Waingapu dan Kupang--Wibalun--Lewoleba dan Kupang--Sabu--Rote NDao serta Kupang-- Rote NDao pergi dan pulang diperkirakan normal kembali dan layak untuk dilayari," ujarnya.
Penutupan pelayaran dari dan ke berbagai daerah di wilayah kepulauan itu berlangsung sejak Rabu kemarin (3/6) dan diawali dari lintaan Kupang--Sabu Raijua, diikuti lintaan Kupang--Aimere--Waingapu di Pulau Sumba.
Selain menutup pelayaran ke Airmere di Pulaua Flores bagian Tengah dan Waingapu di Pulau Sumba bagian Timur, katanya, pihak manajemen juga memutuskan untuk mencoba mempercepat waktu pelayaran dari Kupang tujuan Rote Ndao lebih awal yaitu jam 05.00 Wita pagi dari biasanya pukul 07.00 Wita.
Dan lintasan ke Pelabuhan Waibalun di Kabupaten Flores Timur diberangkatkan tepat pukul 12.00 Wita sebagai strategi dan antisipasi lain dari manajemen untuk mencegah gelombang pasang di Selat Rote Ndao dan Selat Pukuafu, perairan setempat.
"Untuk lintasan Kupang-Waibalun yang akan dilayari KMP Ranaka sesuai rencana akan diberangkatkan pada pukul 12.00 Wita hari ini, Kamis tanggal 4 Juni 2015. Sementara Kupang- Rote NDao pergi dan pulang oleh KMP Ile Mandiri dan KMP Balibo jadwal pelayaran dari Kupang dipercepat dari biasanya," katanya.
Penutupan beruntun itu dilakukan karena cuaca di perairan Selat Rote dan Laut Timor dan Laut Sawu yang menghubungkan perairan di Laut Flores dan Sumba bergerak pada tekanan antara 2,5 meter hingga 4,0 meter, sehingga rawan untuk dilayari.
Cuaca tak bersahabat itu juga telah diakui BMKG Stasiun El Tari Kupang berdasarkan foto satelit dan analisis kondisi cuaca terkini pergerakan gelombang laut di perairan setempat untuk empat hingga lima hari ke depan diperirakan bisa mencapai empat meter.
Kondisi cuaca di perairan itu ekstrem karena perbedaan tekanan udara yang signifikan antara Australia dengan 1.028 hpa dengan Indonesia yang hanya 1.014 hpa telah memicu terjadinya angin kencang.
Angin kencang yang terjadi dampaknya lebih dirasakan di wilayah di sebagian wilayah perairan dalam wilayah Nusa Tenggara Timur terutama di sekitar perairan Selat Rote, Laut Sawu dan Laut Timor," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Wahyu Argo, di Kupang.
Akibat dari kondisi ini, katanya, kecepatan angin yang berhembus kencang di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur mencapai 25 hingga 30 knot sehingga memicu tinggi gelombang laut di perairan itu antara 2,0 hingga 4,0 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News