Dampak pengembangan Pelabuhan Benoa untuk ekonomi Bali

Kamis, 13 Juni 2019 | 19:50 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Dampak pengembangan Pelabuhan Benoa untuk ekonomi Bali


INFRASTRUKTUR DAERAH - JAKARTA. Tingkat kunjungan kapal pesiar yang cukup tinggi membuat Pelabuhan Benoa Bali yang dikelola oleh BUMN Pelindo III aktif meningkatkan kapasitas pelabuhan untuk pelayanan kapal.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah telah dirampungkannya pengerukan dan pendalaman alur dari minus 9 Meter low water spring atau rata-rata muka air laut (LWS) menjadi minus 12 Meter LWS.

CEO Regional Bali Nusra Pelindo III Wayan Eka Saputra menyampaikan, hal tersebut memungkinkan kapal pesiar dengan Length of All (LOA) atau ukuran panjang lebih dari 350 meter dapat bersandar di dermaga di mana sebelumnya hanya berlabuh di luar Alur Pelabuhan.

Selain itu, sambungnya turning basin atau area untuk berputar kapal juga diperlebar sehingga kapal yang memiliki radius putar lebih panjang dapat melakukan manuver dengan aman dari 300 meter sekarang menjadi 420 meter.

Serta lebar di kolam timur dari awal 150 meter sekarang telah menjadi 200 meter, dan untuk kolam barat dari 150 meter menjadi 330 meter.

Serangkaian peningkatan fasilitas pelabuhan khususnya terkait dengan gedung terminal penumpang, Pelindo III terus meningkatkan kapasitas gedung terminal penumpang yang semula hanya berkapasitas 900 orang akan diperbesar hingga menampung 3.500 orang dalam bangunan seluas 5.600 meter persegi.

Pembangunan gedung terminal penumpang kapal pesiar di Benoa akan selesai semester dua tahun 2019, Hingga awal Juni progress pembangunan fisik bangunan telah mencapai 79,12%.

“Kami berharap, apa yang telah kami lakukan di Pelabuhan Benoa dapat memberikan inspirasi bagi institusi terkait lainnya dan masyarakat Bali untuk turut mendukung pengembangan dan pembangunan Pulau Bali,” ujarnya.

Adapun jumlah kunjungan penumpang kapal pesiar pada tahun 2018 tercatat 54.802 orang wisatawan mancanegara, naik 5% dibanding tahun 2017 sebanyak 52.125 orang.

Hingga Mei 2019, tercatat jumlah kapal pesiar sebanyak 26 unit dengan penumpang sebanyak 24.418 orang wisatawan mancanegara telah mengunjungi Bali melalui pelabuhan Benoa. “Target kapal pesiar di tahun 2019 ini sendiri sebanyak 75 unit kapal pesiar,” ujar Wayan Eka Saputra.

Selain itu, ia juga berharap pelabuhan Benoa bisa menjadi home port cruise di mana kapal pesiar tersebut nantinya tidak hanya transit.

Menurutnya, dengan menjadi home port cruise tersebut tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian di Bali karena ini memiliki multiplier effect cukup besar untuk masyarakat Bali.

“Saat kapal pesiar bersandar di pelabuhan, maka tentunya bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya,” ungkapnya.

Seiring pengembangan zona marina untuk kapal wisata, Pelindo III juga sedang melakukan pengembangan lain di antaranya penataan kembali zona perikanan di sisi barat pelabuhan dan zona BBM - Gas dengan Curah di sisi timur.

“Dengan penataan tersebut, kami berharap mendapatkan dukungan dari semua pihak internal maupun eksternal, terutama masyarakat Bali karena kami harus bisa menyandingkan antara industri sektor wisata dan industri perikanan, curah, dan Gas, dimana itu semua untuk mendongkrak ekonomi Bali dan masyarakat pulau dewata,” ujar Wilis Aji, VP Corcom Pelindo III.

Ia melanjutkan perluasan zona perikanan di Pelabuhan Benoa diharapkan dapat menjadi simpul bagi sentral produksi dan industri perikanan di Bali.

“Kami optimistis, ke depan, dengan pengembangan pelabuhan Benoa maka salah satu dampak positifnya yang bisa dirasakan secara langsung adalah lapangan pekerjaan akan bertambah, secara tidak langsung menyumbang pendapatan negara melalui kegiatan ekspor dan impor, dan pada akhirnya ini membawa dampak yang luar biasa bagi perekonomian sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali,’ ujar Wilis dalam siaran pers, Kamis (13/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru