Darurat banjir-longsor di Kabupaten Limapuluh Kota

Sabtu, 04 Maret 2017 | 17:25 WIB Sumber: Antara
Darurat banjir-longsor di Kabupaten Limapuluh Kota


SARILAMAK. Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menetapkan daerah tersebut dalam kondisi darurat bencana banjir dan longsor selama tujuh hari ke depan.

Penetapan tersebut setelah melakukan rapat koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Taruga Siaga Bencana (Tagana), DPRD, dan instansi terkait. "Mulai saat ini, kita tetapkan darurat bencana untuk tujuh hari ke depan," kata Bupati Limapuluh Irfendi Arbi usai rapat koordinasi di Payakumbuh, Sabtu (4/3).

Irfendi menjelaskan, status tersebut ditetapkan karena melihat dampak bencana banjir dan longsor yang melanda daerah itu sehingga banyaknya infrastruktur yang rusak, area pertanian rusak, dan sejumlah masyarakat yang merasakan dampaknya secara langsung.

Menurutnya, tim penanganan bencana yang terdiri atas Basarnas, Dinas Sosial, PMI, Tim Kesehatan, TNI, Polri dan berbagai ormas lainnya telah melakukan penanganan hingga sebelum tanggap darurat ditetapkan.

Pihaknya akan melakukan rapat dengan semua instasi terkait untuk mendapatkan langkah-langkah penanganan bencana tersebut, termasuk tindakan untuk mengevakuasi masyarakat, serta penyediaan logistik. Bupati meminta semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat untuk berperan aktif dalam menangani bencana banjir dan longsor itu.

"Kepada BPBD, Basarnas, Tagana mengambil langkah untuk penyelamatan masyarakat dari banjir, Dinas Sosial menyuplai makanan dan logistik, serta Dinas Kesehatan menyediakan obat-obatan sehingganya tidak banyak masyarakat yang sakit. Untuk OPD lainnya untuk berperan aktif dalam musibah ini," kata Bupati.

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD setempat, banjir dan longsor terjadi di 23 titik. Rinciannya, 13 titik longsor dan 10 lokasi banjir.

Dari 13 titik longsor, tujuh di antaranya terjadi di Nagari Koto Alam dan satu titik di Sibunbun Nagari Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Selain itu, tiga titik di Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, dua titik sebelum Kelok Sebilan, tepatnya di Air Putiah, Kecamatan Harau.

Banjir melanda 10 lokasi, di antaranya Nagari Sopang, Pangkalan, dan Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Menurut Irfendi, pihaknya sudah menurunkan alat berat untuk menyingkirkan material longsor sehingga badan jalan yang tertimbun meterial dapat dilalui. Jalan tersebut sebagai akses masyarakat ke Pangkalan.

Ia menjelaskan, lokasi tersebut merupakan wilayah yang rawan longsor saat curah hujan tinggi, karena medannya perbukitan terjal. Banjir melanda Nagari Pangkalan sejak Jumat (3/3) dini hari, di mana air mulai naik ke permukiman masyarakat.

(Miko Elfisha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini

Terbaru