JAKARTA. Batam sebagai zona perdagangan bebas (free trade zone) di Indonesia belum bisa menyaingi negara tetangga. Efek menurunnya ekonomi global membuat perekonomian Batam terpuruk. Tak hanya itu, banyaknya investor keluar memilih wilayah zona perdagangan bebas lainnya membuat Batam makin tak kompetitif.
Tak mau terus ketinggalan ketimbang wilayah lain, Badan Pengusahaan (BP) Batam tengah melakukan upaya untuk menarik investor di sektor perindustrian manufaktur kembali. Wakil Kepala BP Batam, Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan, untuk membuat Batam kembali kompetitif, Batam harus mempunyai industri bernilai tambah tinggi yang tidak mengandalkan tenaga kerja murah.
"Batam harus diarahkan pada industri yang mampu menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi agar bisa berkompetisi dengan negara free trade zone lainnya," kata Agus pada KONTAN, Minggu (18/6).
BP Batam mulai mengindentifikasi industri dengan nilai tambah tinggi. Agus bilang, untuk mempermudah langkah ini, BP Batam membutuhkan dukungan dari pemerintah berupa insentif pajak seperti yang dilakukan dengan negara lain.
"Kita sudah tidak punya sesuatu yang mewah untuk membawa Indonesia paling menarik hal itu tidak bisa dipecahkan oleh Batam ini harus dibantu oleh pemerintah pusat, harus mau memberikan insentif yang setara dengan saingan kita," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News