KERETA CEPAT - JAKARTA. Sejak dua tahun groundbreaking, progres proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih minim. Maklum saja, proyek ini tak berjalan mulus lantaran masih terkendala sejumlah hambatan.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah tengah membuat tiga kluster pembahasan hambatan, yakni soal izin, pembebasan lahan dan pendanaan.
"Yang menggembirakan adalah pembebasan lahan sedang berlangsung dan dipastikan selesai pada April," kata Budi Karya, Kamis (8/2).
Untuk itu, ia optimistis, pada Mei 2018, pembangunan proyek ini bisa digenjot. Maklum saja, saat ini, menurut Budi, progres pembangunannya masih minim, yakni masih dalam proses land clearing dan pembangunan terowongan (tunnel). "Sekarang sudah mulai kontruksinya tapi masih minor, sekitar di bawah 10%," jelas Budi.
Chairman PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, Sahala Lumban Gaol mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan tanah sepanjang 55 kilometer kepada kontraktor. Saat ini tengah dipersiapkan kembali lahan sepanjang 22 km untuk land clearing.
"Jadi lahan itu kan sepanjang 142 kilometer tersambung-sambung, yang sudah diserahkan 55 kilometer," ucap Sahala.
Dia mengakui, dalam pembangunan proyek ini terkendala. Diantaranya proses penyelesaian rencana tata ruang wilayah nasional (RTRW) tingkat kabupaten/ kota yang baru selesai April 2017. Selain itu, penyelesaian penetapan lokasi (Penlok) oleh Pemprov DKI dan Jabar yang baru selesai Oktober 2017.
Lantaran dua hal tersebut baru sebagai persyaratan pencairan pendanaan dari China Development Bank (CBD), maka pihaknya juga baru bisa mengebut persyaratan agar dana tersebut bisa dikucurkan. "Kita lagi menyelesaikan persyaratannya, pada intinya kita sudah mendekati kebutuhan," imbuh Sahala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News