JALAN TOL - JAKARTA. Enam unit rumah di RT 001/RW 002 Kelurahan Bambu Apus, Tangerang Selatan, terisolasi akibat proyek pembangunan Tol Serpong-Cinere. Rumah-rumah itu persis di pinggir kawasan proyek pembangunan tol.
Di depan rumah terdapat galian proyek pembangunan jalan tol. Di belakang rumah, terdapat tanah tinggi. Lokasi enam rumah itu lebih rendah dibanding kawasan proyek. Jika hujan, air kerap meluap hingga masuk perumahan warga.
Jalan menuju pemukiman juga rusak karena proyek pembangunan Seorang warga, Jumbadi, mengatakan, awalnya ada 24 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan itu. Namun, pada 2017, sebanyak 18 rumah telah dibebaskan.
Berdasarkan pembicaraan dengan penanggung jawab proyek, PT Waskita, semua rumah akan dibebaskan. Semua warga yang tinggal di kawasan itu bahkan telah mengurus dokumen yang diminta ke pihak kelurahan.
Warga dijanjikan dibeli tanahnya Rp 3 juta per meter. "Awalnya 24 KK. Rumahnya mengelilingi daerah ini, tetapi sekarang tinggal 6 (rumah) saja," ujar Jumbadi, Selasa (13/11). Selain jalan rusak, pembangunan jalan tol juga mengakibatkan pemukiman warga rawan banjir.
Tak masuk kawasan terdampak proyek tol
Project Manager Proyek Tol Serpong-Cinere dari PT Waskita Kwatantra mengatakan, enam rumah tersebut tidak termasuk kawasan right of way (ROW) atau kawasan desain proyek Tol Serpong-Cinere.
Hal itu yang membuat enam rumah tersebut tidak dapat dibebaskan seperti 18 rumah lainnya. Ia mengimbau warga meminta penjelasan lebih detail kepada PT Cinere Serpong Jaya sebagai penanggung jawab.
"Kami tidak mengetahui detailnya terkait lahan ya, kami porsinya hanya di konstruksi, bukan ranah kami terkait lahan. Kalau secara awam, karena dia di luar ROW atau kayak garis batas tol," ujar Kwatantra.
Dibangun jalan dan saluran air
Ia mengatakan, kontraktor telah membuat desain yang menjamin pemukiman warga tidak terisolasi dan tidak terdampak banjir. Dari desain yang telah dibuat, kontraktor akan membuatkan boks traffic sebagai jalan yang bisa dilintasi warga.
Pihaknya juga menyiagakan petugas untuk membersihkan tanah yang melekat di jalan. Selain itu, mereka juga telah membangun boks saluran air guna mengantisipasi banjir di daerah tersebut.
Pemkot Tangsel bantu komunikasi dengan pengembang
Lurah Bambu Apus Subur meminta penanggung jawab proyek, PT Waskita dan PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) membangun saluran air. Pihak kelurahan juga meminta penanggung jawab proyek membebaskan enam rumah tersebut.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan menjembatani komunikasi pengembang Tol Serpong-Cinere, PT Cinere Serpong Jaya (CSJ), dan warga yang rumahnya terhimpit proyek tersebut. "Kami akan menjembatani ke panitia pembebasan tanah dari proyek tol tersebut," ujar Benyamin.
Pembangunan proyek Jalan Tol Serpong-Cinere ditargetkan rampung 2019 mendatang. Nilai kontrak Tol Serpong-Cinere lebih kurang Rp 2,1 triliun. Pada pertengahan September 2018, progres pengerjaannya baru sekitar 40 persen.
Jalan Tol Serpong-Cinere terbentang sepanjang 10,14 kilometer. Jalan bebas hambatan itu menjadi penghubung antara Jalan Tol Cinere-Jagorawi dengan Jalan Tol Kunciran-Serpong. Pemegang konsesinya yakni PT Cinere-Serpong Jaya (CSJ), anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (David Oliver Purba)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kondisi 6 Rumah di Tangsel Terisolasi Dekat Proyek Tol Serpong-Cinere"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News