PENDIDIKAN - JAKARTA. Universitas Pancasila menjajaki kerja sama dengan University of California Berkeley. Maklum, University of California Berkeley berada di peringkat ke-4 dalam jajaran universitas global terbaik. Penjajakan kerja sama itu akan dilakukan dalam beberapa hal seperti pertukaran mahasiswa, visiting research, dan kolaborasi riset.
"Prinsip kami yaitu mencari kawan dan menjalin kerja sama. Kerja sama dengan University of California Berkeley (UCB) tentu menjadi nilai tambah dalam pemberian akreditasi oleh pemerintah ke Universitas Pancasila. Itu memberikan poin buat kami," ujar Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof. Dr. Edie Toet Hendratno, S.H., M.Si., FCBArb usai seminar hibrida yang digelar Fakultas Farmasi dengan mengundang pembicara dari UCB yakni Prof. George Anwar dan Dr. Matthew P. Sherburne, Selasa (2/8). Tema kegiatan ini ialah In-Depth talk about University of California Berkeley.
Kualitas UCB, lanjut Edie, sudah terkenal sejak lama. Karenanya, saat Presiden Soeharto berkuasa, banyak lulusan dari sana yang diangkat menjadi menteri untuk memperbaiki ekonomi. Untuk langkah pembuka, baru Fakultas Farmasi UP yang akan menjajaki kerja sama dengan UCB. Bila ini berjalan lancar, pihaknya baru akan mengajukan fakultas lain.
Baca Juga: Anak Mulai Kuliah, Orang Tua Wajib Lakukan 5 Hal Ini
Dekan Fakultas Farmasi UP Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed. menyampaikan bahwa seminar itu merupakan langkah permulaan kerja sama pihaknya dengan UCB.
Ia berharap nanti ada kolaborasi di berbagai bidang di antaranya pertukaran pelajar serta dosen, mahasiswa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, kerja sama riset, kuliah tamu, kunjungan profesor, postdoctoral dan kursus, atau program keahlian tertentu.
"Kerja sama riset seperti visiting research yakni para dosen dapat melakukan penelitian di sana atau kolaborasi riset yakni penelitian kami di UP dengan supervisi dari UCB," ungkap Syamsudin dalam keterangan resminya.
Syamsudin menjelaskan lebih rinci bahwa penelitian yang dapat dikembangkan bersama UCB yaitu oral albumin yang dikembangkan pihaknya bersama perusahaan Nucleus Farma.
Dengan memanfaatkan teknologi yang dipaparkan UCB dalam seminar tadi seperti stem cell dan teknologi nano, pihaknya akan memodifikasi albumin sehingga dapat langsung terserap ke target sel. Seperti diketahui, albumin sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit.
Matthew P. Sherburne menambahkan bahwa kerja sama UCB dengan UP akan diawali dari hal yang kecil dulu seperti pertukaran 2-3 mahasiswa. Jika hal ini berjalan lancar, pihaknya terbuka untuk membangun kerja sama yang lebih besar lagi seperti penelitian.
Matthew menyampaikan bahwa banyak mahasiswa dari Indonesia melanjutkan studi dan meneliti di UCB. Salah satu yang menarik dan sesuai dengan bidang kefarmasian yakni riset yang berjudul Microphysiological System (tissue chips) for Drug Development, Gene Editing and Enviromental Screening.
Baca Juga: Pemerintah Berupaya Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia Lewat Dana Abadi
Riset ini terkait organ pada cip yang menampung jaringan jantung manusia dari sel induk dewasa untuk menggantikan model hewan dalam pemeriksaan keamanan obat.
Beberapa kendala penemuan dan pengembangan obat terhambat oleh tingkat kegagalan tinggi yang dikaitkan dengan ketergantungan pada model penggunaan hewan selama pengujian keamanan dan kemanjuran.
Di sini, para ahli mencoba membuat model in vitro jaringan jantung dan hati manusia. Kemudian di Laboratorium Jay Keasling-UCB dapat merekayasa Escherichia coli dan Saccharomyces cerevisiae untuk menghasilkan prekursor artemisinin, asam artemisinat, yang dapat dengan mudah diubah menjadi artemisinin.
Dua warga Indonesia lulusan UCB ialah Henryanto Komala dan Cipto Kokadir yang kini menjadi Board of Director PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma). Henry menyampaikan bahwa pihaknya sudah lama berkolaborasi dengan para peneliti dari Fakultas Farmasi UP, terutama Prof Syamsudin.
Baca Juga: Beasiswa Cendekia Baznas Tahun 202 Dibuka untuk Jenjang D4-S1, Ini Syaratnya
Dengan kerja sama UP dan UCB, peluang penelitian perusahaan di luar negeri semakin terbuka. "Hasilnya, riset kita akan lebih mendalam dan kaya sehingga produk kami lebih inovatif dan lebih baik lagi ke depan," tutur lulusan UCB pada 1987 itu.
CEO Nucleus Farma Edward Basillianus menambahkan bahwa dengan pengembangan produk oleh para ahli dan pakarnya, ini bakal meningkatkan kepercayaan masyarakat menggunakan produk berbasis riset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News