Fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari (21 Februari - 5 April), Begini Cara Melihatnya

Senin, 21 Februari 2022 | 08:56 WIB   Penulis: Arif Budianto
Fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari (21 Februari - 5 April), Begini Cara Melihatnya

ILUSTRASI. Fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari (21 Februari - 5 April), Begini Cara Melihatnya


FENOMENA ASTRONOMI - Fenomena hari tanpa bayangan matahari mampir ke Indonesia. Mulai 21 Februari - 5 April 2022, Matahari akan berada di atas Indonesia ketika tengah hari, bagaimana cara melihat fenomena ini?

Baru-baru ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang kini dilebur dengan BRIN mengumumkan bahwa fenomena hari tanpa bayangan matahari tiba di Indonesia. Tepat pada pekan keempat bulan Februari 2022 ini hingga pekan pertama bulan April, Anda tidak dapat melihat bayangan sendiri ketika tengah hari.

Mengutip dari laman resmi Edukasi Sains Antariksa, Andi Pangerang dari Pusat Riset Antariksa BRIN menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena nilai deklinasi Matahari bervariasi antara -11 derajat hingga +6 derajat pada akhir bulan Februari ini.

Definisi deklinasi adalah sudut apit antara lintasan semu harian Matahari dengan proyeksi ekuator Bumi pada bola langit (disebut juga ekuator langit).

Ditambah dengan nilai deklinasi Matahari sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia, maka dari itu Matahari akan berada tepat di atas kepala kita saat tengah hari.

Ketika Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari. Tidak heran, fenomena ini disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari.

Ilustrasi: matahari

Menurut LAPAN, hari tanpa bayangan matahari terjadi dua kali dalam setahun di wilayah yang terletak di antara Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan).

Di sisi lain, di wilayah yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan hanya mengalami hari tanpa bayangan sekali saja dalam satu tahun, tepatnya ketika Solstis Juni (21/22 Juni) maupun Solstis Desember (21/22 Desember). 

Baca Juga: 2 Asteroid Besar Terpantau Melintas Melewati Bumi, Berbahayakah?

Editor: Arif Budianto

Terbaru