KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keraton Yogyakarta akan menggelar kirab Trunajaya pada Rabu (22/10/2025) dengan menampilkan sesuatu yang istimewa.
Dua kereta pusaka bersejarah, Kereta Landower dan Kereta Premili, yang sudah lebih dari satu dekade tidak dipertontonkan ke publik akan ikut serta. Kedua kereta pusaka ini, sekarang berada di Museum Wahanarata.
Kepala Museum Wahanarata RM. Pradiptya Abikusno menyebut, momen ini termasuk momen spesial karena terakhir kereta digunakan saat Dhaup Ageng tahun 2013. Dhaup Ageng 2013 di Keraton Yogyakarta adalah pernikahan agung antara GKR Hayu dan KPH Notonegoro yang dilangsungkan pada tanggal 23 Oktober 2013.
Pradiptya mengatakan, Kereta Landower dibuat pada 1900. Kereta ini juga dikenal dengan nama Kereta Landower Surabaya. Kereta Landower milik Pangeran Purbaya yang kemudian menjadi Sultan Hamengku Buwono VIII.
Baca Juga: Sri Sultan Pasrah Dana Keistimewaan Yogyakarta Dipotong Separuh oleh Pemerintah Pusat
"Sementara Kereta Premili dibuat tahun 1921. Kereta ini mulai digunakan pada masa Hamengku Buwono ke VIII. Di Keraton Yogyakarta, kereta Premili ini ditarik dengan 4 hingga 6 kuda untuk difungsikan sebagai angkutan penari.
"Ini termasuk momen istimewa, hampir lebih dari satu dekade akhirnya Keraton mengeluarkan dua kereta pusakanya," ujarnya, Selasa (21/10/2025).
“Terakhir kereta digunakan saat Dhaup Ageng tahun 2013,” imbuhnya.
Kereta Premili merupakan kereta besar yang digunakan untuk membawa rombongan, lebih dari 10 penumpang.
Peran kereta Premili dan Landower dalam Kirab Trunajaya
Pada kirab besok, Kereta Premili akan digunakan mengangkut Pamuncal atau pelatih dari Beksan Trunajaya. Sementara kereta Landower digunakan untuk para bupati atau tumenggung pada tokoh Trunajaya.
“Kirab dari DPRD DIY (Malioboro), ke selatan menuju Pagelaran Keraton Yogyakarta,” katanya. Dalam kirab ini akan menggunakan 60 ekor kuda. Satu kereta akan ditarik dengan 4 kuda. Sedangkan 52 kuda sisanya akan untuk ditunggangi oleh pasukan di belakang dua kereta tersebut.
“Kereta Landower dinaiki dua orang, dan Kereta Premili nanti dinaiki 6 orang,” ujar dia.
Baca Juga: Kirab Bendera Pusaka Warnai Pembukaan Peringatan HUT ke-80 RI
Dia menyebut kusir dari kedua kereta itu merupakan keturunan langsung dari kusir asli yang dulu membawa kereta tersebut di zaman HB VIII.
Ia juga sudah memastikan kedua kereta siap untuk digunakan, berbagai macam pengecekan sudah dilakukan salah satunya adalah penggantian ban kereta. Ban kereta diganti karena ban memiliki masa pakai, untuk keamanan pihaknya melakukan penggantian.
"Kami sudah melakukan gladi resik sebanyak dua kali untuk memastikan kereta bisa digunakan," terangnya.
Saat disinggung kegunaan kereta milik Keraton Yogyakarta yang ada di Museum Wahanarata, Pradiptya menjelaskan bahwa setiap kereta memiliki fungsi masing-masing. Ada kereta kuda yang hanya boleh ditunggangi oleh Sultan, ada kereta kuda yang boleh ditunggangi keluarga inti, dan ada kereta kuda yang boleh ditunggangi di luar keluarga.
"Itu akan menyesuaikan dengan strata yang ada di Keraton," jelasnya.
Selain perawatan, pihaknya juga melakukan perawatan khusus yakni dengan memberikan sesajen-sesajen pada kedua kereta.
"Ritual khusus pasti ada, jadi kita biasanya ada prosesi caos dhahar sebelum mengeluarkan kereta,” kata dia.
“Sajian khusus saja, biar acaranya juga lancar dan lain sebagainya," paparnya.
Prosesi kirab Beksan Trunajaya juga dinilai spesial karena bertepatan dengan ulang tahun Ngarsa Dalem, Sri Sultan Hamengku Buwono dalam kalender Jawa.
"Prosesi tersebut juga spesial karena bertepatan memperingati ulang tahun Ngarso Dalem dalam Kalender tahun Jawa," katanya.
.
Selanjutnya: Perusahaan Gas Negara (PGN) Siapkan Ekspansi Proyek Pipa Cisem Hingga Cilacap
Menarik Dibaca: Panduan Warna Cat Lemari Dapur: Hindari 4 Pilihan Ini Agar Dapur Tampil Bersih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News