Harga daging sapi di Bojonegoro Rp 98.000 per kg

Jumat, 22 Januari 2016 | 12:42 WIB   Reporter: Dikky Setiawan
Harga daging sapi di Bojonegoro Rp 98.000 per kg


JAKARTA. Asosiasi Jagal/Pedagang Sapi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan harga daging sapi tetap stabil sebesar Rp 98.000 per kilogram, tidak terpengaruh dengan impor sapi yang dilakukan pemerintah.

"Harga daging sapi di Bojonegoro tidak bisa turun, meskipun ada impor sapi dan daging sapi," kata Ketua Asosiasi Jagal/Pedagang Sapi di Bojonegoro Mukayan, di Bojonegoro, Jumat.

Menurut dia, impor sapi dan daging sapi yang dilakukan pemerintah hanya untuk memasok kota-kota besar, tidak sampai masuk ke daerah.

"Kalau kemudian ada berita bahwa harga daging sapi turun, ya, karena daging sapi itu bukan dari sapi hasil sembelihan baru, tetapi daging sapi beku yang kualitasnya tidak bagus," ucapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan harga daging sapi kualitas bagus di Bojonegoro tetap stabil Rp98.000 per kilogram dan kualitas kedua Rp92.000 per kilogram.

Harga ini sudah berlangsung cukup lama, bahkan harga sapi hidup di tingkat peternak ada kecenderungan naik sekitar Rp1 juta-Rp2 juta per ekor. Kenaikan harga itu dipicu karena stok sapi jantan semakin menipis, sedangkan sesuai ketentuan menyembelih sapi betina dilarang.

Sesuai data, katanya, dengan jumlah 14 jagal sapi yang menjadi anggota asosiasi, untuk penyembelihan sapi rata-rata sekitar 20 ekor per hari guna memenuhi konsumsi masyarakat.

"Pedagang sapi yang menjadi anggota kami juga mulai kesulitan memperoleh sapi di lokal," ucapnya.

Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Kota Bojonegoro, Siti Masmunah, mengatakan menipisnya stok sapi lokal, dimanfaatkan pedagang dari luar daerah, antara lain, Ngawi, Madiun, dan Babat, Lamongan, untuk memasok sapi di daerahnya, sejak sebulan lalu.

"Harga sapi dari luar, seperti dari Babat, Lamongan, justru lebih murah dibandingkan harga sapi lokal," jelas dia.

Oleh karena itu, katanya, pedagang daging sapi di daerahnya lebih senang membeli sapi dari luar, karena lebih menguntungkan.

"Kami kurang tahu penyebab sapi dari luar lebih murah dibandingkan sapi di peternak lokal. Kalau kami membeli sapi lokal setelah dijual bisa merugi sekitar Rp2 juta dari harga pembelian," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan
Terbaru